REPUBLIKA.CO.ID, HOUSTON -- Kelompok industri minyak dan gas American Petroleum Institute (API) pada Rabu (5/7/2023) melaporkan penurunan 4,382 juta barel minyak mentah dalam persediaan AS untuk pekan yang berakhir 30 Juni 2023. Penyusutan itu lebih besar dari perkiraan para analis untuk penurunan 1,8 juta barel untuk pekan ini.
API melaporkan penurunan persediaan minyak sebesar 2,408 juta barel pada pekan sebelumnya. Harga minyak mentah berjangka membukukan pertumbuhan yang kuat pada Rabu (5/7/2023), karena investor terus mencerna pengurangan produksi tambahan dari Arab Saudi dan Rusia.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus naik 2,0 dolar AS atau 2,87 persen, menjadi menetap di 71,79 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman September juga naik 2,0 dolar AS atau 2,68 persen, menjadi ditutup pada 76,65 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.
Menteri Energi Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman mengatakan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) akan tetap berkomitmen untuk menjaga stabilitas pasar minyak global. Arab Saudi akan memperpanjang pemotongan produksi sukarela satu juta barel per hari hingga Agustus, sementara Rusia berencana memangkas ekspor minyak sebesar 500 ribu barel per hari pada Agustus, pernyataan resmi dari kedua negara mengatakan Senin (3/7/2023).