REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Militer Israel meluncurkan serangan artileri ke Lebanon, Kamis (6/7/2023). Tel Aviv menyebut, serangan itu merupakan tanggapan atas penembakan roket dari wilayah Lebanon.
Militer Israel mengungkapkan, mereka mengikuti laporan tentang adanya ledakan di dekat desa Ghajar di wilayah perbatasan Israel-Lebanon. Menurut penilaian awal Israel, ledakan itu disebabkan oleh ledakan ranjau darat tua.
Sementara itu, lembaga penyiar publik Israel KAN mengatakan sebuah mortir ditembakkan dari daerah Kfarchouba di Lebanon ke arah Israel. Mortir jatuh di sisi wilayah perbatasan Israel. Hal itu pun dikonfirmasi militer Israel. "Peluncuran dilakukan dari wilayah Lebanon yang meledak berdekatan dengan perbatasan di wilayah Israel," kata militer Israel dalam pernyataannya, dikutip Anadolu Agency.
Militer Israel kemudian merespons serangan itu dengan meluncurkan 15 artileri ke Lebanon. Sejumlah sumber lokal mengatakan bahwa tentara Israel menembakkan setidaknya 22 peluru artileri ke arah kota Kfarchouba. Serangan itu memicu kebakaran yang akhirnya dipadamkan oleh petugas pemadam kebakaran Lebanon.
Tak ada komentar dari kelompok Hizbullah Lebanon terkait serangan artileri Israel. Hizbullah diketahui kerap meladeni serangan-serangan Israel ke Lebanon. Israel dan Lebanon terakhir kali terlibat dalam konflik terbuka pada 2006. Kedua negara secara resmi tetap berperang, dengan penjaga perdamaian PBB berpatroli di perbatasan darat.
Pada Mei 2000, tentara Israel mengumumkan penarikannya dari sebagian besar wilayah Lebanon selatan setelah dua dekade pendudukan. Namun, Israel masih mempertahankan pendudukannya di wilayah kecil yang diklaim oleh Lebanon. Wilayah tersebut dikenal sebagai Perkebunan Shebaa.