Jumat 07 Jul 2023 18:50 WIB

Coki Pardede: Komedian tak Punya Kewajiban Mengedukasi Publik

Menurut Coki, tujuan utama komedian adalah melucu.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Reiny Dwinanda
Komedian Coki Pardede saat dijumpai di peluncuran platform Lucuflix di Jakarta, Rabu (5/7/2023).
Foto: Republika/Shelbi Asrianti
Komedian Coki Pardede saat dijumpai di peluncuran platform Lucuflix di Jakarta, Rabu (5/7/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Stand-up comedian Coki Pardede menyebut komedian tidak memiliki kewajiban untuk mengedukasi publik. Menurut Coki, tujuan utama komedian adalah melucu. Meskipun, memang ada konten komedian yang sarat kritik sosial atau memuat pesan tertentu.

"Komedian tidak punya tanggung jawab mendidik masyarakat, tujuannya agar lucu. Kalau ada pendidikan (dalam kontennya), itu opsional. Kalau ada yang teredukasi, bagus, tapi bukan itu tujuannya," kata Coki pada peluncuran platform video Lucuflix oleh Majelis Lucu Indonesia (MLI), Rabu (5/7/2023).

Baca Juga

Menurut Coki, tanggung jawab komedian adalah memberi tahu bahwa kontennya memiliki warna tertentu. Publik bebas memilih, hendak menyimaknya atau tidak. Coki pun sepakat semua orang punya hak menginterpretasikan dan mempersepsikan konten yang disampaikan.

Coki mencontohkan konten dari beberapa rekannya. Salah satunya, komedian Tretan Muslim yang kerap bicara soal keberagaman dalam materi komedinya.

Sementara itu, Oza Rangkuti yang sering membuat materi satir soal budaya ala Jaksel. Batasan komedi disebutnya sebagai sesuatu yang problematik, itu pun tergantung apakah seseorang memilih untuk tersinggung terhadap candaan yang dilontarkan atau tidak.

"Terkadang, satu statement yang sama, tapi berbeda yang ngomong, penerimaannya bisa berbeda," ucap Coki.

Bernaung di bawah MLI, Coki termasuk salah satu komedian yang konten-kontennya termuat di Lucuflix. Co-Founder sekaligus CEO MLI, Patrick Effendy, mengatakan bahwa Lucuflix diluncurkan sebagai pengembangan dari kesuksesan MLI yang telah memiliki lebih dari tiga juta pelanggan di Youtube.

Sejak dibentuk pada 2017, MLI telah menjual lebih dari 50 ribu konten video komedi dalam bentuk unduhan digital. MLI menyebut Lucuflix sebagai membership loyalty platform, hadir dalam format website yang bisa diakses para pelanggan terdaftar.

Rencananya, platform juga akan tersedia dalam format aplikasi pada 2024. Lewat Lucuflix, pelanggan bisa menikmati puluhan konten video komedi dengan tiga pilihan paket berlangganan, dengan rentang harga Rp 70 ribuan per bulan sampai Rp 700 ribuan per tahun.

Patrick menyampaikan, Lucuflix merupakan platform komedi pertama di Indonesia yang menyediakan konten video satir dan lebih "berani". Masyarakat Indonesia yang mudah tersinggung tidak disarankan berlangganan di platform tersebut.

Lahirnya Lucuflix mengusung misi MLI untuk menyuguhkan konten yang menyuarakan keresahan atas intoleransi dan perpecahan kubu di Indonesia. Begitu juga berbagai hal yang terjadi di masyarakat, dikemas dengan komedi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement