ANTARIKSA -- Terlepas dari segudang klaim tentang bagaimana matahari dapat 'membunuh' planet bumi, tidak ada prediksi yang didukung sains bahwa badai matahari yang mematikan akan terjadi pada tahun 2025. Menurut Vishal Upendran, rekan peneliti di Laboratorium Surya dan Astrofisika Lockheed Martin, meramal tingkat keparahan kerusakan yang dapat ditimbulkan oleh badai matahari di Bumi sangatlah rumit.
Misalnya, saat matahari mendekati puncak aktivitas magnetiknya, struktur di permukaannya menjadi semakin rumit, membuatnya sulit dimasukkan ke dalam model. Selain itu, semburan yang dipancarkan matahari adalah struktur 3-D yang berinteraksi dengan sistem medan magnet Bumi, yang juga merupakan struktur 3-D, dengan cara yang tidak sepenuhnya dipahami dan sulit dimodelkan.
"Ini adalah sistem yang rumit, dan tidak tepat untuk membuat pernyataan tegas tentang terjadinya duper badai," kata Upendran kepada Space.com.
Dia dan timnya telah mengembangkan model kecerdasan buatan yang menggunakan data satelit tentang angin matahari. Model itu penting untuk menghasilkan prakiraan badai matahari hingga 30 menit sebelum terjadi. "Kekuatan utama model kami adalah dapat memberikan prakiraan dalam hitungan detik, dan memberikan hasil setiap menit dengan rentang waktu 30 menit," katanya.