Selasa 11 Jul 2023 07:02 WIB

Tafsir Ahli Atas Makna Judul Podcast Haris Azhar yang Berujung Kasus Pencemaran Nama Baik

Ahli bahasa Asisda Wahyu kemarin memberikan keterangan di sidang Haris Azhar-Fatia.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Andri Saubani
Terdakwa Direktur Eksekutif Lokataru Haris Azhar bersiap menjalani sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Jakarta. (ilustrasi)
Foto: Republika/Thoudy Badai
Terdakwa Direktur Eksekutif Lokataru Haris Azhar bersiap menjalani sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Jakarta. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ahli bahasa dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Asisda Wahyu Asri Putradi menganalisa makna judul podcast garapan Direktur Lokataru Haris Azhar yang berujung kasus hukum. Menurutnya, judul podcast itu memang sengaja ditujukan guna menarik penonton. 

Hal tersebut dikatakan Wahyu dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Timur pada Senin (10/7/2023). Pada sidang itu, Wahyu duduk sebagai ahli dalam perkara pencemaran nama baik Luhut Binsar Pandjaitan yang menjerat Haris dan Koordinator KontraS Fatia Maulidiyanty. 

Baca Juga

Judul dalam podcast tersebut ialah "Ada Lord Luhut di Balik Relasi Ekonomi-OPS Militer Intan Jaya!! Jenderal BIN Juga Ada!! NgeHAMtam" yang diunggah di kanal YouTube Haris Azhar.

"Dalam kalimat itu disimpulkan Luhut berperan dalam kegiatan bisnis, operasi tambang di Papua," kata Wahyu dalam sidang itu. 

Wahyu menjelaskan fungsi judul dalam sistem bahasa guna menarik penonton. Penggunaan judul yang menarik dalan podcast Haris ditujukan agar penonton menyaksikan apa yang menjadi dialog pembicaraan narasumber. 

"Jadi pernyataan ada lord Luhut dalam judul berarti ada fokus utama pada seseorang yang mendapat julukan lord Luhut dimana orang tersebut terlibat tambang di Papua. Judul sengaja bombastis untuk menarik penonton," ujar Wahyu. 

Jaksa juga mempertanyakan penggunaan tanda petik dalam judul podcast Haris. Wahyu menerangkan tanda petik memang biasanya tak ada dalam judul. Namun penggunaannya bisa dimaknai informasi awal yang dilirik penonton. 

"Maka judul di situ diberi tanda kutip untuk penekanan tertentu. Huruf kapital untuk pertegas penekanan dalam judul tersebut. Kalau tanda seru untuk penekanan atau penegasan suatu kata yang biasa digunakan untuk akhiri kalimat perintah tapi kalau tandanya lebih dari satu ada penegasan lebih," ujar Wahyu. 

Adapun mengenai thumbnail podcast Haris, Wahyu menganalisis pemaknaannya bahwa orang yang disebut lord Luhut memanfaatkan jabatan untuk bisnis tambang di Papua. 

"Subyek pelakunya lord Luhut. Jadi di situ ada penegasan mengenai pelakunya dan jumlah (bisnis tambang) yang menjadi sasarannya," ujar Wahyu. 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement