REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER -- Kepergian David de Gea dari Manchester United dengan status bebas transfer bukan sekadar tentang gagalnya negoisasi antara pihak pemain dengan klub. Namun, terungkap faktor pelatih yang tidak cocok dengan gaya bermain De Gea menjadi salah satu penyebabnya.
Pelatih MU Erik ten Hag menyukai penjaga gawang yang memiliki kemampuan build-up dengan baik. Skema permainan ini kini menjadi fenomena yang banyak disukai oleh pelatih-pelatih Eropa. Mereka menjadikan kiper juga sebagai bagian dari membangun permainan dari belakang yang bisa menciptakan peluang mencetak gol.
Dengan pelatih yang menyukai membangun serangan dari belakang, maka dibutuhkan kiper yang memiiki kualitas pintar membaca pergerakan kawan dan sekaligus andal dalam mengalirkan bola. Dengan build-up diharapkan bisa menarik pemain lawan lebih keluar dari areanya. Ini akan baik jika dikombinasikan dengan serangan balik cepat.
De Gea dinilai bukan tipe kiper yang pandai melakukan build-up. Kakinya lemah dalam penguasaan bola. Karena itu, pemain internasional Spanyol tersebut beberapa kali melakukan kesalahan fatal ketika bermain-main bola di areanya. De Gea juga terkadang salah memberikan operan ke rekannya saat berlama-lama dengan bola.
Kiper Inter Milan Andre Onana yang kini diincar oleh Ten Hag dinilai sebagai pemain yang memiliki kemampuan build-up bagus. Ia telah menunjukkannya saat final Liga Champions melawan Manchester City. Serangan Inter tak lepas dari kontribusi Onana di belakang. Maka dari itu, Ten Hag ingin kembali bekerjasama dengan Onana seperti pernah dilakukan saat di Ajax Amsterdam.
Dia era sepak bola sekarang, memang banyak pelatih yang menjalankan cara bermain build-up. Pep Guardiola salah satu di antara pelatih bersama Manchester City yang memanfaatkan kualitas build-up Ederson Moraes. Kiper asal Brasil tersebut terlihat sering berlama-lama bermain dengan bola sambil melihat rekan-rekannya mencari ruang. Pun dengan kiper Real Madrid Thibaut Courtois yang kini mulai terbiasa memainkan build-up.