Selasa 11 Jul 2023 21:20 WIB

Hipospadia, Kelainan Genital Anak yang tidak Bisa di Sunat

Hipospadia merupakan kelainan anatomi pada penis.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Reiny Dwinanda
Anak disunat. Terdapat beberapa kondisi di mana sirkumsisi tidak dapat dilakukan.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Anak disunat. Terdapat beberapa kondisi di mana sirkumsisi tidak dapat dilakukan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Momen libur sekolah biasanya dimanfaatkan untuk sunatan. Dokter spesialis urologi Eka Hospital Cibubur, Jawa Barat, Gampo Alam Irdam, menjelaskan sirkumsisi atau lebih dikenal dengan sunat adalah tindakan memotong kulup atau lipatan kulit yang menutupi bagian kepala penis.

"Tindakan ini dapat mencegah terjadinya gangguan berkemih, infeksi saluran kemih, serta dapat menurunkan risiko terjadinya kanker penis," ujarnya dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Selasa (11/7/2023).

Baca Juga

Namun, terdapat beberapa kondisi di mana sirkumsisi tidak dapat dilakukan. Salah satunya, yaitu kelainan anatomi pada genital anak yang dikenal dengan nama hipospadia.

Apa itu hipospadia? Dokter Gampo menjelaskan, pada kondisi normal, muara saluran kencing laki-laki berada pada ujung glans (kepala) penis.

Hipospadia merupakan kelainan anatomi pada penis, di mana muara saluran kencing terletak pada bagian bawah dari tempat semestinya, yaitu mulai dibawah ujung glans penis. Hipospadia juga bisa membuat saluran kencing terletak di sepanjang bagian bawah batang penis.

Dalam keadaan yang lebih berat, lubang saluran kencing ini didapatkan di kantung kemaluan dan juga selangkangan. Kelainan ini cukup sering dijumpai sekitar satu dari 300 kelahiran anak laki- laki.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement