Senin 17 Jul 2023 10:12 WIB

Simulasi KTB Prawirotaman Ajak Warga Tanggap Gempa Bumi

Hal terpenting dalam mitigasi bencana adalah kepekaan masyarakat.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Fernan Rahadi
Warga Kampung Prawirotaman Kota Yogyakarta menggelar simulasi bencana alam gempa bumi  di halaman Just Playon Prawirotaman, Ahad (16/7/2023).
Foto: dokpri
Warga Kampung Prawirotaman Kota Yogyakarta menggelar simulasi bencana alam gempa bumi di halaman Just Playon Prawirotaman, Ahad (16/7/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Warga Kampung Prawirotaman, Kota Yogyakarta, menggelar simulasi bencana alam gempa bumi di halaman Just Playon Prawirotaman, Ahad (16/7/23). Kegiatan ini merupakan perwujudan dari Kampung Tanggap Bencana (KTB) dalam upaya mitigasi bencana sehingga terbentuk kampung yang tangguh dan tanggap bila terjadi bencana.

Dalam skenario simulasi gempa bumi, Ketua KTB Prawirotaman, Supriatman Adi Wijaya, menceritakan warga Kampung Prawirotaman sedang beraktivitas, seperti mencuci, pulang dari pasar, menyapu, dan anak-anak asyik bermain.

Baca Juga

Ketika gempa bumi terjadi, disimulasikan warga Kampung Prawirotaman sigap bergotong royong melakukan penyelamatan dengan mendirikan posko pengungsian, dapur umum, sekretariat posko KTB dan posko kesehatan dengan melakukan pertolongan pertama pada korban.

"Alhamdulillah hasil simulasi seperti yang direncanakan, tanggapan warga juga alhamdulillah senang sekali enak diajak komunikasi dan kerja sama. Rencananya KTB ini  juga tidak hanya untuk menanggulangi musibah, kedepannya untuk musibah lain misalnya ada yang meninggal nanti kita KTB yang membantu menanganinya,” ujar Ketua KTB Prawirotaman.

Simulasi tersebut dihadiri Penjabat Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo beserta jajarannya. Dalam sambutannya Singgih Raharjo menyampaikan bahwa kegiatan ini dilaksanakan dengan sungguh-sungguh secara terorganisasi, terpadu, dan menyeluruh.

"Dilakukan simulasi ini tujuannya adalah untuk membiasakan teamwork ini bekerja sama dengan baik. Masyarakat juga tidak terlalu panik, kemana mereka harus berkumpul, siapa yang harus dihubungi. Saya kira persiapan dari KTB Pawirotaman ini sudah cukup bagus dan semoga ini juga bisa dilakukan dan bisa diimplementasi, manakala kemudian terjadi sesuatu yang tentunya tidak kita inginkan ya tetapi ini harus kita siapkan," tutur Singgih.

Singgih berharap, setelah pengukuhan KTB Pawirotaman ini dapat terjalin komunikasi dan bersinergi yang baik dengan berbagai pihak terkait. "Saya berharap setelah ada pengukuhan ini KTB Prawirotaman memang betul-betul bisa bersinergi, berkolaborasi antar pengurus itu sendiri dan ekosistemnya ekosistemnya. Saya kira ini bagian yang perlu dijalin komunikasinya supaya baik sekaligus juga untuk mempunyai komitmen yang sama," ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Pelaksana Harian BPBD Kota Yogyakarta, Nur Hidayat mengapresiasi simulasi gempa bumi KTB Prawirotaman dilaksanakan dengan sangat luar biasa. Menurutnya, seluruh warga yang terlibat dalam simulasi ini melakukan tugasnya dengan baik dan terorganisir serta melibatkan seluruh elemen masyarakat mulai dari remaja, dewasa, laki-laki dan perempuan.

"Pelaksanaan kegiatan simulasinya betul-betul memperhatikan skenario yang ada, karena skenario yang tepat, peran yang tepat dan sebagainya itu memberikan edukasi kepada warga semuanya sehingga nanti penanganannya betul-betul sesuai dengan standar yang disimulasikan ini," ujarnya.

Menurut Nur Hidayat, hal terpenting dalam mitigasi bencana adalah kepekaan masyarakat itu sendiri. Dengan kepekaan itu, masyarakat dapat menyelamatkan dirinya sendiri bahkan membantu mengevakuasi lainnya. Responsibilitas kepekaan masyarakat terhadap kebencanaan itu merupakan upaya pencegahan.

"Bencana kan tidak bisa kita hindari, kadang datang kadang pergi dan datangnya di mana juga kita kadang tidak tahu. Apabila kita selalu peka misalnya peka itu seperti kondisi cuaca ekstrem hujan lebat, jadi kita tidak pergi duluan itu upaya menyelamatkan diri," ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement