Selasa 18 Jul 2023 12:46 WIB

Ini Alasan Gus Miftah Kunjungi Gibran Seusai Pulang Haji

Gus Miftah mengunjungi Gibran karena dapat perintah dari Presiden Jokowi.

Rep: c02/ Red: Bilal Ramadhan
Pimpinan Pondok Ora Aji, Sleman, Miftah Maulana Habiburrahman atau yang akrab disapa Gus Miftah menyambangi Wali Kota Solo Gibran Rakabuming di Balai Kota Solo, Selasa (18/7/2023).
Foto: Republika/Alfian
Pimpinan Pondok Ora Aji, Sleman, Miftah Maulana Habiburrahman atau yang akrab disapa Gus Miftah menyambangi Wali Kota Solo Gibran Rakabuming di Balai Kota Solo, Selasa (18/7/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO – Pimpinan Pondok Ora Aji, Sleman, Miftah Maulana Habiburrahman atau akrab disapa Gus Miftah menyambangi Wali Kota Solo Gibran Rakabuming di Balai Kota Solo, Selasa (18/7/2023). 

"Silaturahim, kebetulan saya pulang haji katanya orang haji doanya mabrur ke sini sowan Mas Gibran, doain Mas Gibran moga moga sehat panjang umur," kata Gus Miftah ketika ditemui di balai kota Solo seusai pertemuan dengan Gibran, Selasa (18/7/2023). 

Baca Juga

Selain itu, Gus Miftah mengaku bahwa pertemuan tersebut lantaran dirinya mendapatkan perintah dari Presiden Joko Widodo. Ia mengatakan, perintah tersebut berkaitan dengan gerakan moderasi berbangsa dan beragama. 

"Saya dapat perintah dari pak Presiden melalui Mensesneg untuk melakukan kajian kebangsaan di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi serta masyarakat," katanya. 

"Gerakan moderasi berbangsa dan beragama yang happy dan menyenangkan. Nah ini salah satu yang menjadi prioritas kita itu Solo Raya," ujarnya menambahkan. 

Gus Miftah mengatakan bahwa ia meminta Gibran untuk mengumpulkan siswa yang ada di Solo guna menghadiri dialog kebangsaan. Pasalnya ia mengaku belum bisa masuk di Kota Solo. 

"Kebetulan saya belum bisa masuk Solo, saya minta izin sama Mas Wali untuk difasilitasi kajian kebangsaan tangkal radikalisme dan intoleransi di kalangan pelajar. Saya pengen pelajar pelajar di Solo ini bisa Mas Wali kumpulkan, kemudian kita ada dialog kebangsaan di situ yang kita bicarakan," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement