Selasa 18 Jul 2023 20:39 WIB

Dirjen Perkeretaapian Tegaskan tak Ada Isu Keselamatan di LRT

LRT sedang mengupayakan perbaikan softwarenya supaya bisa lebih lembut lagi.

Red: Lida Puspaningtyas
Dua kereta LRT (Light  Rail Transit) melintas di Stasiun Jati Mulya, Bekasi, Jawa Barat, Senin (17/7/2023). Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memutuskan menghentikan uji coba operasional terbatas LRT Jabodebek (Jakarta Bogor Depok Bekasi) mulai hari ini hingga 20 Juli 2023 karena perlu ada penyempurnaan pada sistem software LRT.
Foto: Antara/Fakhri Hermansyah
Dua kereta LRT (Light Rail Transit) melintas di Stasiun Jati Mulya, Bekasi, Jawa Barat, Senin (17/7/2023). Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memutuskan menghentikan uji coba operasional terbatas LRT Jabodebek (Jakarta Bogor Depok Bekasi) mulai hari ini hingga 20 Juli 2023 karena perlu ada penyempurnaan pada sistem software LRT.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan Mohamad Risal Wasal menegaskan tidak ada isu keselamatan dalam penghentian sementara uji coba terbatas LRT Jabodebek.

"Tidak ada isu safety di situ. No issue safety, bukan masalah safety, itu yang clear dulu ya, tapi bagaimana meningkatkan kenyamanan teknologi kita," kata Risal, usai acara Grand Launching Program Studi Teknik Perkeretaapian, di Universitas Pancasila, Jakarta, Selasa (18/7/2023).

Risal menegaskan penghentian sementara LRT Jabodebek, karena pihaknya sedang mengupayakan perbaikan softwarenya supaya bisa lebih lembut lagi, nanti juga jika sudah selesai maka akan mengundang lagi masyarakat umum.

"Softwarenya dinaikkan lagi dari 93 ke 94 nama softwarenya jadi menaikkan kelasnya. Terus ada 10.0 gitu terkait dengan ATS, automatic transportation seperti itu hanya beberapa hari kok tidak lama," ujarnya menegaskan.