REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Lippo Group John Riady mengatakan secara faktual, pasar properti di Indonesia sangat menjanjikan, yang mana angka kesenjangan (backlog) perumahan mencapai 12,71 juta.
Upaya untuk mengatasi backlog diperlukan program 1,5 juta rumah per tahun agar dapat memenuhi kekurangan kebutuhan rumah. Harus ada solusi untuk mengatasi kesenjangan ini.
"Saya pikir diperlukan program 1,5 juta rumah per tahun, sehingga backlog perumahan di Indonesia akan rampung pada 2045," kata John melalui keterangan tulis, Ahad (23/7/2023).
Lippo Group melalui anak usaha, Lippo Karawaci (LPKR) terus berkontribusi meningkatkan pertumbuhan pasar properti di Indonesia. Pada awal 2023, LPKR memanfaatkan momentum pertumbuhan sektor properti pada kuartal I 2023, yang tercermin pada kinerja keuangan perusahaan, yang mencetak laba bersih senilai Rp 1,138 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan per 31 Maret 2023, LPKR mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp 3,81 triliun atau naik 14,36 persen dibandingkan Rp 3,33 triliun pada periode yang sama 2022.
Disebutkan, salah satu faktor pendongkrak kinerja perseroan adalah penjualan rumah tapak, unit Cendana Parc North dan unit Cendana Icon Premier, pada kuartal I 2023.
Pada bagian lain, John secara eksplisit mengungkapkan tekad Lippo Group membangun infrastruktur kesehatan di Tanah Air melalui Siloam Hospitals Group (Siloam). Dengan 41 rumah sakit di 23 kota di seluruh Indonesia yang merupakan jaringan rumah sakit swasta terbesar di Tanah Air yang didukung tim medis terdiri atas 2.700 dokter umum dan dokter spesialis, 10.000 orang perawat, dan staf pendukung yang melayani sedikitnya dua juta pasien setiap tahunnya.
"Ini adalah bagian dari inovasi dan langkah strategis Lippo Group untuk berkontribusi bagi pembangunan ekonomi nasional," ujarnya.