Senin 24 Jul 2023 16:33 WIB

Potensi Cuan dari Bursa Karbon, Luhut akan Tertibkan Penataan Hutan

Penataan area penangkap karbon akan dilakukan secara digital agar efisien.

Red: Fuji Pratiwi
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan
Foto: Republika/ Wihdan
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Pandjaitan akan segera melakukan penataan dan penertiban hutan, mangrove, lahan gambut hingga depleted reservoir (reservoir migas yang telah habis) dan saline aquifer untuk menyambut diluncurkannya bursa karbon pada September mendatang.

"Semua akan kita tertibkan dan semua kita digitalkan. Dengan digitalisasi ini saya pikir akan bisa membuat negara kita lebih efisien lagi," kata Luhut dalam Penandatanganan Impelementing Arrangement (IA) UK PACT Carbon Pricing di Jakarta, Senin (24/7/2023).

Baca Juga

Luhut menjelaskan, berdasarkan studi, depleted reservoir atau reservoir migas yang telah habis dan saline aquifer merupakan tempat yang paling cocok untuk diinjeksi karbon dioksida atau CO2 dalam teknologi carbon capture and storage (CCS/penangkapan dan penyimpanan karbon) untuk mengurangi emisi. Reservoir migas yang telah habis dinilai jadi kandidat penyimpanan karbon yang efektif karena kapasitas ruang penyimpanan yang sudah terbukti serta kondisinya yang di bawah permukaan.

"Saya baru tahu tiga bulan lalu di AS. Jadi, dari hasil studinya mereka, hutan mangrove, gambut, dan segala macam itu tidak akan bisa zero emission. Yang bisa itu depleted reservoir dan saline aquifer karena itu bisa disuntikkan banyak CO2 ke dalamnya. Percontohannya sudah dibikin dengan Chevron dengan BP," kata Luhut.