REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di Bulan Muharram, kita disunnahkan untuk memperbanyak amal sholih. Tujuannya tentu untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah serta untuk mendapatkan anugerah rodlo dan kasih-sayang Allah.
Pengurus Bidang Dakwah MIUMI Yogjakarta, Nanung Danar Dono menyebutkan hadits Rasulullah,
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ
"Puasa yang paling afdhol setelah Puasa Ramadhan adalah puasa pada Bulan Allah al-Muharram." (HR. Muslim no. 1982)
Hadits ini menunjukkan bahwa kita dianjurkan untuk banyak beramal shalih di Bulan Muharram. Memperbanyak amal shalih ini bisa dilakukan dengan memperbanyak berpuasa sunnah (dengan puasa mutlak), karena sangat jelas disebutkan pada hadits di atas bahwa puasa sunnah yang paling afdhol setelah puasa di Bulan Ramadhan adalah puasa pada Bulan Muharram.
Dari Abdullah bin Salam radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah bersabda,
يَا أَيُّهَا اَلنَّاسُ! أَفْشُوا اَلسَّلَام, وَصِلُوا اَلْأَرْحَامَ, وَأَطْعِمُوا اَلطَّعَامَ, وَصَلُّوا بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ, تَدْخُلُوا اَلْجَنَّةَ بِسَلَامٍ
“Wahai manusia! Sebarkanlah salam, jalinlah tali silaturahmi (dengan kerabat), berilah makan (kepada istri dan kepada orang miskin), sholatlah di waktu malam sedangkan manusia yang lain sedang tidur, tentu kalian akan masuk ke dalam surga dengan penuh keselamatan.”
(HR. Tirmidzi no. 2485; Ibnu Majah no. 1334, 3251; Ahmad no. 5: 451; Ad-Darimi no. 1: 340-341, 2: 275; dan Al-Hakim no. 3:13).
Contoh amal sholih yang hendaknya diperbanyak adalah menyambung silaturahmi dengan sanak kerabat, handai taulan, dan orang-orang di sekitar kita.
Contoh lain adalah memberi makan keluarga serta fakir-miskin di sekitar kita. Termasuk dalam hal ini tentunya adalah menyantuni anak yatim-piatu, janda-janda miskin, dan lain-lain. Contoh amal sholih utama yang lain adalah sholat malam (Sholat Tahajud) di kala kebanyakan orang sedang terlelap tidur di malam hari.