Rabu 26 Jul 2023 00:04 WIB

On This Day: 26 Juli 1975 MUI Berdiri, Soeharto Restui Buya Hamka Jadi Ketua

Hamka mengibaratkan posisi Majelis Ulama dengan pemerintah dan rakyat sebagai kue bika.

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Partner
.

Gedung Majelis Ulama Indonesia (MUI). Foto: Republika/Tahta Aidilla
Gedung Majelis Ulama Indonesia (MUI). Foto: Republika/Tahta Aidilla

MAGENTA -- Hari ini 48 tahun lalu Majelis Ulama Indonesia (MUI) berdiri, tepatnya pada 26 Juli 1975. Gagasan pembentukan MUI muncul saat penyelenggaraan musyawarah alim-ulama se-Indonesia di Jakarta pada 30 September-4 Oktober 1970.

Dikutip dari buku Memahami Hamka: The Untold Stories oleh Haidar Musyafa, gagasan pembentukan majelis langsung mendapat persetujuan dari KH Muhammad Dahlan, menteri agama ketika itu.

BACA JUGA: On This Day: 21 Mei 1981, Indonesia Geger Saat Hamka Putuskan Mundur Sebagai Ketua MUI

.

KH. Dahlan mengatakan jika pembentukan Majelis Ulama adalah sebuah keharusan. Ini karena para ulama memiliki peranan yang cukup besar dalam pembangunan bangsa, khususnya membangun kerukunan antar-umat beragama di Indonesia.

Departeman Agama dan Pemerintah saat itu mempercayai Buya Hamka menakhodai MUI. Keputusan ulama besar bernama asli Abdul Malik Karim Amrullah itu menjadi ketua MUI juga mendapat restu dari presiden Soeharto.

Pelantikan Buya Hamka sebagai Ketua MUI dilaksanakan di Gedung Sasana Langen Budaya, Kompleks Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta pada 27 Juli 1975. Dalam pidato perdananya sebagai ketua MUI, Hamka mengibaratkan posisi Majelis Ulama dengan pemerintah dan rakyat sebagai kue bika.

"Api membakar kue dari atas dan bawah. Api dari atas ibarat harapan-harapan pemerintah, sementara api dari bawah adalah keluhan-keluhan umat Islam." katanya.

BACA JUGA: Benarkah Sunan Ampel, Sunan Kalijaga, Sunan Muria, dan Sunan Gunung Jati Keturunan Tionghoa?

Kritikan untuk Hamka...


Kritikan untuk Hamka

Buya Hamka. Foto: Dok. Muhammadiyah
Buya Hamka. Foto: Dok. Muhammadiyah

Perumpamaan itu diucapkan Hamka karena dia menyadari tugasnya sebagai ketua MUI sangat berat, karena harus menjadi penghubung yang baik antarumat dengan kebijakan pemerintah.

Terpilihnya Hamka menjadi ketua MUI banyak mendapat kritikan dari beberapa ulama yang tak sejalan dengannya. Mereka menganggap jabatan sebagai ketua MUI hanya akal-akalan pemerintah untuk menjadikan Hamka boneka mainan.

BACA JUGA: On This Day: 8 Juni 632 Nabi Muhammad SAW Wafat, Umar Bin Khattab Sempat tak Percaya

.

Pemerintah hanya memanfaatkan ketenaran Hamka untuk mencari keuntungan dan pengaruh dari umat Islam di Indonesia. Rusydi Hamka dalam bukunya, Pribadi dan Martabat Buya Hamka menyatakan Hamka berusaha menghadapi kritik terhadapnya dengan tenang.

Kepada orang-orang yang mengatakan Hamka hanya dijadikan boneka oleh pemerintah, dia mengatakan jika dirinya menerima jabatan itu semata-mata untuk kemajuan umat Islam di Indonesia. Juga untuk menghadapi ideologi komunis yang, meski sudah ditumpas habis oleh Pemerintah Orde Baru, masih memiliki peluang bangkit lagi di Indonesia.

BACA JUGA: On This Day: 11 Juli 1995 Genosida Muslim di Srebrenica, Ribuan Pria Dibantai dan Wanita Diperkosa

Pada Munas MUI akhir Mei 1980, ulama besar yang gigih membela Islam itu kembali didaulat menjadi ketua MUI untuk periode berikutnya. Alasannya, MUI tidak melihat ada calon lain yang pantas memimpin selain Hamka. Jika Hamka menolak, maka akibatnya akan semakin bertambah buruk.

Pada 21 Mei 1981, ulama besar kelahiran Maninjau, 17 Februari 1908 itu meletakkan jabatannya sebagai ketua MUI. Alasannya, agar masalah kebocoran fatwa soal menghadiri perayaan Natal tidak berlarut-larut dan tidak memecah-belah umat beragama.

Keputusan Hamka menjadi berita besar di Tanah Air. Banyak pihak yang menyayangkan pengunduran Hamka, meski tidak sedikit yang memberikan apresiasi. Ucapan terima kasih juga datang dari presiden Soeharto karena Hamka telah mengambil jalan mementingkan kerukunan dan persatuan umat dan bangsa daripada diri sendiri.

BACA JUGA: Menguak Misteri Crop Circle, Benarkah Bikinan Alien?

Ketua umum MUI dari masa ke masa...


Ketua Umum MUI dari Masa ke Masa

Gedung MUI. Foto: Republika/Havid Al Vizki
Gedung MUI. Foto: Republika/Havid Al Vizki

• 1977 – 1981 Prof. Dr. Hamka

• 1981 – 1983 KH. Syukri Ghozali

BACA JUGA: Bacaan Doa Iftitah Lengkap Arab, Latin, dan Terjemahan

.

• 1985 – 1998 KH. Hasan Basri

• 1998 – 2000 Prof. KH. Ali Yafie

• 2000 – 2014 KH. M. Sahal Mahfudz

• 2014 – 2015 Prof. Dr. HM. Din Syamsuddin

• 2015 – 2020 Prof. Dr. KH. Ma`ruf Amin

• 2020 – sekarang KH. Miftachul Akhyar.

BACA JUGA:

Pernah Ditanya Soal Perbedaan Waktu Hari Raya, Ini Jawaban Buya Hamka

Kisah Nabi Adam Minta Buah-buahan dari Surga Menjelang Kematiannya

Kisah Nabi Luth Tawarkan Tiga Putrinya Agar Tamunya tak Dimangsa Kaum Sodom

Kisah Pak AR Dicuekin di Irak karena Ogah Mengutuk Iran

Kisah Soedirman: Guru SD yang Jadi Panglima Besar Tentara Keamanan Rakyat

sumber : https://magenta.republika.co.id/posts/229226/on-this-day-26-juli-1975-mui-berdiri-soeharto-restui-buya-hamka-jadi-ketua
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement