REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sosiolog dari Universitas Gajah Mada (UGM) Sunyoto Usman merespon rencana Pemprov DKI Jakarta yang akan menertibkan hutan kota di Cawang. Lokasi itu diduga menjadi tempat berkumpulnya komunitas lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT).
Belakangan ini, Hutan Kota UKI Cawang di Jakarta Timur viral di media sosial. Sebab, lokasi tersebut dinarasikan sebagai 'sarang' LGBT. Penertiban disana menurut Sunyoto hanyalah obat sementara dari masalah LGBT yang lebih besar.
"Iya itu hanya solusi jangka pendek saja," kata Sunyoto kepada Republika, Rabu (26/7/2024).
Sunyoto mengingatkan masalah LGBT sudah berlangsung menahun, termasuk di Ibu Kota. Sunyoto mengamati pemerintah belum mengeluarkan kebijakan komprehensif atas masalah itu.
"Masalah LGBT bukan barang baru, perlu ada terobosan kebijakan yang efektif," ujar Sunyoto.
Sehingga, Sunyoto mendorong pemerintah menyiapkan kebijakan jangka pendek, menengah dan panjang dalam mengatasi LGBT. Sunyoto menyarankan kebijakan itu mesti mencakup target yang jelas, struktur organisasinya, dukungan finansial, sekaligus infrastukturnya.
"Eksplorasi norma berbasis aturan hukum, agama, adat dan konsensus sosial juga perlu," ucap Sunyoto.
Sebelumnya diketahui, Sekretaris Komisi B DPRD DKI Jakarta Wa Ode Herlina mengatakan terdapat tempat berkumpulnya kaum Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) di salah satu hutan kota, Jakarta Timur. Ia meminta Pemprov DKI untuk melakukan pengawasan tersebut.
Berkumpulnya kaum LGBT di kawasan Hutan Kota UKI Cawang, Kelurahan Kebon Pala, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur, diakui meresahkan masyarakat. Warga sekitar mengaku resah atas kehadiran kaum tersebut yang saban malam berkeliaran di kawasan ruang terbuka hijau (RTH) itu.