Rabu 26 Jul 2023 22:16 WIB

Benarkah Muharram Bulan Kesedihan dan tak Boleh Merayakan Pesta?

Di bulan Muharram, cucu Rasulullah SAW, Husein bin Ali bin Abi Thalib, wafat.

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Ani Nursalikah
Bulan Muharram (Ilustrasi)
Foto: Dok Republika
Bulan Muharram (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bulan Muharram merupakan tanda awal tahun Hijriyah. Namun demikian, di bulan ini pula cucu Rasulullah SAW, Husein bin Ali bin Abi Thalib, wafat karena dibunuh sehingga Muharram disebut sebagai bulan Muharram.

Namun demikian, bolehkah umat Muslim menyelenggarakan perayaan seperti pesta pernikahan dan bergembira di bulan Muharram? Melansir laman About Islam, mantan presiden Masyarakat Islam Amerika Utara Muzammil H Siddiqi menjelaskan, Islam mendorong umatnya menikah sesegera mungkin selama mereka mampu secara finansial dan fisik.

Baca Juga

Perkawinan dalam Islam adalah perintah agama sekaligus sunnah Nabi. Apa yang beredar tentang pernikahan di bulan Muharram adalah klaim tak berdasar yang tidak memiliki landasan agama.

Hari Asyura (10 Muharram) tentu menjadi hari yang menyedihkan dalam sejarah Islam. Pada hari inilah cucu Nabi Muhammad SAW, Husein bin Ali bin Abi Thalib, bersama dengan banyak anggota keluarganya dibantai secara brutal di Karbala pada tahun 61 Hijriyah atau 680 Masehi.