Kamis 27 Jul 2023 15:31 WIB

Remaja Palestina Gugur Akibat Tembakan Israel

Penembakan terjadi ketika Menteri Keamanan Nasional Israel mengunjungi Al-Aqsa.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
 Polisi Israel dikerahkan di Masjid Dome of the Rock di kompleks Masjid Al-Aqsa. ilustrasi
Foto: AP Photo/Mahmoud Illean
Polisi Israel dikerahkan di Masjid Dome of the Rock di kompleks Masjid Al-Aqsa. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Tembakan militer Israel menewaskan seorang warga Palestina berusia 14 tahun di wilayah pendudukan Tepi Barat. Penembakan terjadi ketika Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir mengunjungi kompleks Masjid Al-Aqsa.

Pada Kamis (27/7/2023) pagi, Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan, Fares Sharhabil Abu Samra yang berusia 14 tahun gugur oleh tembakan Israel di Kota Qalqilya, Tepi Barat.  Militer Israel tidak memberikan komentar atas penembakan itu.

Baca Juga

Ben-Gvir bersama dengan ratusan orang Yahudi mengunjungi kompleks Masjid Al-Aqsa untuk menandai hari raya Yahudi Tisha B'Av, atau hari berkabung dan pertobatan ketika orang Yahudi merenungkan penghancuran Kuil Pertama dan Kedua. Ini adalah peristiwa penting dalam sejarah Yahudi.

“Ini adalah tempat paling penting bagi rakyat Israel yang harus kita kembalikan dan menunjukkan kekuasaan kita,” kata Ben-Gvir dalam sebuah video yang dirilis oleh kantornya.

Ben-Gvir merupakan mantan pemimpin pemukim Tepi Barat dan aktivis sayap kanan. Dia sekarang menjabat sebagai menteri keamanan nasional Israel, yang mengawasi kepolisian negara tersebut.

Ini adalah kunjungan ketiga Ben-Gvir ke kompleks Masjid Al-Aqsa sejak menjadi menteri di pemerintahan sayap kanan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Kompleks Al-Aqsa dikenal sebagai Temple Mount oleh orang Yahudi. Temple Mount adalah situs tersuci dalam Yudaisme, dan dipercaya sebagai tempat berdirinya kuil Yahudi sebelum dihancurkan. Sementara itu, bagi umat Islam, Masjid Al-Aqsa adalah situs tersuci ketiga.

Di bawah pengaturan lama, orang Yahudi diizinkan untuk mengunjungi situs tersebut, tetapi tidak dibolehkan untuk berdoa. Namun dalam beberapa tahun terakhir, semakin banyak pengunjung Yahudi mulai berdoa dengan tenang di situs itu sehingga menimbulkan ketakutan di kalangan warga Palestina bahwa Israel berencana untuk membagi atau mengambil alih komplek Masjid Al-Aqsa. Ben-Gvir telah lama menyerukan peningkatan akses Yahudi ke situs tersebut.

Kunjungan Ben-Gvir dapat mengobarkan ketegangan yang sudah melonjak antara Israel dan Palestina. Sejak awal tahun lalu, Israel telah melakukan serangan hampir setiap malam ke wilayah Palestina yang dimaksudkan untuk membasmi militansi dan menggagalkan serangan di masa depan.  Lebih dari 160 warga Palestina gugut dalam pertempuran tahun ini.

Militer mengatakan sebagian besar dari warga Palestina yang tewas adalah militan.  Setidaknya 26 orang telah tewas dalam serangan Palestina terhadap Israel sejak awal 2023.

Israel merebut Yerusalem timur bersama dengan Tepi Barat dan Jalur Gaza dalam perang Timur Tengah 1967.  Orang-orang Palestina menginginkan ketiga wilayah itu untuk negara merdeka di masa depan, dengan Yerusalem timur sebagai ibu kotanya.  Israel mencaplok Yerusalem timur dan menganggap kota itu sebagai ibu kota permanen yang tidak terbagi.

Pemerintahan Netanyahu, yang terdiri dari kelompok ultranasionalis dan pendukung permukiman Tepi Barat telah mengintensifkan langkah-langkah untuk memperkuat cengkeraman Israel di wilayah yang diinginkan Palestina untuk negara masa depan. Langkah ini membuat Amerika Serikat geram dan meredupkan harapan untuk membentuk negara Palestina yang merdeka. n. Rizky Jaramaya/AP

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement