REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Penjabat Wali Kota Yogyakarta Singgih Raharjo didampingi Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta Sugeng Darmanto melakukan pemantauan di sejumlah Tempat Pembuangan Sampah (TPS) dan Depo yang ada di Kota Yogyakarta, Jumat (28/7/2023).
Singgih Raharjo memastikan sampah yang dibuang masyarakat sudah dipilah dari rumah, jika belum akan mendapatkan sosialisasi untuk melakukan pemilahan sejak dari rumah. Sejumlah TPS yang dikunjungi antara lain di Depo Pengok, TPS Kotabaru, TPS Katamso, TPS Mangunsarkoro dan berakhir di TPS Mandala.
"Hari Jumat bersih ini, saya menyempatkan berkeliling di Kota Yogyakarta untuk memastikan sampah yang dibuang oleh masyarakat apakah sudah dipilah atau belum. Namun, masih ada beberapa yang masih dibuang di jalan dan kami pastikan untuk segera diangkut," ujar Singgih saat di wawancara di TPS Mandala.
Pihaknya sangat mengapresiasi terhadap pasukan oren atau petugas kebersihan sampah. Di mana setiap pagi mulai pukul 05.00 WIB sudah melakukan aktivitas pengambilan sampah.
Ia berharap, masyarakat tidak bosan untuk terus memilah sampah secara mandiri agar sampah yang dikelola bisa bermanfaat.
"Saya berharap, masyarakat punya kepedulian memilah sampah organik dan anorganik untuk bisa dikumpulkan kemudian bisa dimanfaatkan. Mari kita jaga Kota Yogyakarta untuk lebih bersih lebih istimewa lagi," jelasnya.
Menurutnya, memang belum semua depo dibuka. Namun sejauh ini kepedulian warga terhadap pilah sampah sudah terlihat dari sampah yang dibuang ke TPS ataupun depo hanya sampah anorganik.
Sejumlah depo sampah yang mulai dibuka kembali sejak Selasa (25/7/2023), antara lain Depo Utoroloyo, Dukuh/Sariloyo, Pengok, hingga Ngasem TPS Tamansari.
Pihaknya mengimbau kepada masyarakat Kota Yogyakarta untuk bisa memanfaatkan pembuangan sampah di depo terdekat yang telah dibuka agar tidak mengganggu kebersihan dan kenyamanan.
"Memang ada beberapa depo yang belum dibuka sehingga masyarakat menaruh sampah di beberapa titik yang ada di jalan. Tapi yang ingin saya sampaikan, masyarakat bisa membuang sampahnya di depo terdekat supaya tidak berada di jalan dan mengganggu kebersihan dan kenyamanan," kata Singgih.
Perlu diketahui, pilah sampah dari rumah memiliki segudang manfaat bagi warga, untuk sampah organik bisa dijadikan pupuk atau kompos untuk tanaman menggunakan metode ember tumpuk atau biopori.
Selain itu, untuk sampah non organik seperti kardus, botol plastik, botol kaca bisa dijual ke pengepul atau disetorkan ke bank sampah terdekat dan mendapat nilai ekonomi. Dengan demikian, semua sampah organik maupun non organik memiliki banyak manfaat jika pilah dari rumah.
Sementara itu, salah satu warga Baciro Gustam saat ditemui di TPS Mandala mengungkapkan, mengalami kerepotan mencari tempat pembuangan sampah, sehingga sempat ditampung di rumah untuk beberapa hari.
"Beberapa hari repot juga, akhirnya kita tampung dirumah saja dulu, sementara menunggu perkembangan di TPA Piyungan," katanya.
Meskipun terganggu, Gustam tetap menerapkan untuk memilah sampahnya di rumah sejak TPA Piyungan ditutup sementara."Sampah sudah kita pilah-pilah, sehingga bisa bermanfaat, seperti sampah plastik dan sebagainya. Saya berharap, semoga di TPA Piyungan bisa menampung lagi, sehingga kesulitan masyarakat teratasi," jelasnya.