REPUBLIKA.CO.ID, DUBLIN -- Syekh Umar Al Qadri, Kepala Imam di Pusat Islam Irlandia, merupakan sosok yang membantu Sinead O'Connor mengucap dua kalimat syahadat. Ia menggambarkan almarhumah sebagai jiwa yang diberkati dan perwakilan Islam yang hebat.
O'Connor ditemukan "tidak responsif" di rumahnya di Herne Hill, London tenggara pada Rabu (26/7/2023) lalu. Polisi yang dipanggil ke kediaman mengatakan kematiannya tidak dianggap mencurigakan.
“Dia sangat membumi, sangat rendah hati. Anda bisa mengatakan dia adalah jiwa yang diberkati, ”kata cendekiawan Islam itu dikutip di The National News, Sabtu (29/7/2023).
Bukan cuma itu, Syekh Umar juga menggambarkan sosoknya sebagai perwakilan besar Islam dan kemanusiaan. Ia adalah orang yang sangat inklusif, beragam, terbuka dan tidak menghakimi, termasuk pula merupakan sosok manusia yang cantik."Tetapi pada saat yang sama ia memiliki tantangan yang sangat sulit. Saya pikir cobaan dan kesulitan yang dia alami ini, menyoroti kekuatan dan ketahanannya," lanjut dia.
Penyanyi pemenang Grammy itu masuk Islam pada 2018. Setelahnya, ia mengubah namanya menjadi Shuhada’ Davitt dan kemudian Shuhada’ Sadaqat. Sebelum memeluk Islam, ia disebut pernah menghubungi Syekh Umar dan diundang ke Pusat Islam Irlandia di pinggiran kota Dublin, untuk sebuah pertemuan.
Ia memiliki banyak pertanyaan dan melakukan penelitian tentang Islam, sehingga dia tahu tentang iman.Syekh Umar pun menyatakan keterkejutannya saat mengetahui bahwa O'Connor adalah penyanyi terkenal, karena dia tidak mengetahui identitasnya sebelumnya. Keduanya sempat bertemu pada kesempatan lain, sambil membahas seputar iman dan kehidupan.
Ia lantas menjelaskan bahwa itu semua adalah bagian dari hidup dan almarhumah dipilih untuk ini. Untuk melewati cobaan dan kesulitan ini, tentu tidaklah mudah. Ini semua tentang bagaimana ia menavigasinya dan bagaimana Alquran berbicara tentang kesulitan hidup ini.“Lalu dia berkata, 'Saya ingin masuk Islam, bisakah saya menjadi seorang Muslim?' Saya berkata tentu saja Anda bisa jika Anda mau," kata Kepala Imam tersebut.
O'Connor pun memutuskan untuk mengucapkan syahadat, kemudian datang ke Islamic Center untuk shalat Jumat. Pihak masjid mengundangnya dan dia disambut oleh komunitas setempat.Bukan cuma itu, ia juga bercerita jika O'Connor meminta untuk mengumandangkan adzan. Al Qadri pun memberikan izin kepadanya untuk melakukannya."Islam adalah agama yang sangat fleksibel, jadi saya katakan boleh, mengetahui betapa dia mencintai musik sebagai seorang seniman. Dan suaranya, jelas, sangat kuat,” ucap dia.
Usai kejadian tersebut, ia dan O'Connor disebut masih tetap melakukan komunikasi. Ia menghormati privasinya, tetapi pada saat yang sama mengerti bahwa dia sedang mengalami beberapa masalah kesehatan mental. Terkadang, yang diperlukan adalah memberi ruang kepada orang lain. Keduanya berbicara tak lama setelah kematian putra O'Connor, Shane, pada 2022. Al Qadri mengatakan kehilangan putranya adalah tragedi besar.
Kesedihan yang dirasakan begitu besar lantaran bekas luka ini tertinggal jauh di dalam hatinya. Atas berita kematiannya, ia menyebut berbagai pusat Islam mengadakan layanan doa untuk mengenang penyanyi itu. Mereka juga akan mengatur layanan pemakaman Islami atau multi-agama untuknya.Syekh Umar mengatakan O'Connor harus dikenang sebagai wanita yang sangat pemberani, yang sangat bangga dengan identitas Irlandia dan Muslimnya. Dia menghabiskan tahun-tahun terakhir hidupnya sebagai seorang wanita Muslim dan artis fenomenal.“Seorang wanita berhijab yang mewakili dunia yang sangat beragam dan inklusif seperti kita saat ini. Saya pikir dia harus diingat untuk itu," lanjut dia.O'Connor pernah menuliskan sebuah cuitan di akun Twitter miliknya pada 2018, dari akun yang sekarang sudah dihapus. Tulisannya ini berupa informasi tentang dirinya yang menjadi seorang Muslim.“Saya bangga telah menjadi seorang Muslim. Ini adalah kesimpulan alami dari perjalanan teolog cerdas mana pun; semua studi kitab suci mengarah ke Islam," tulis O'Connor.