REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Program Pangan Dunia PBB (WFP) pada Jumat (28/7/2023) mengatakan bahwa belum ada tawaran dari Rusia untuk memberikan biji-bijian secara gratis kepada organisasi tersebut sejak mundurnya Moskow dari kesepakatan ekspor pangan Laut Hitam.
"Kami belum diajak bicara," kata Wakil Direktur Eksekutif WFP Carl Skau kepada wartawan di markas besar PBB di New York.
Sebelumnya pada Kamis (27/7/2023), Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan bahwa Moskow akan memasok biji-bijian secara gratis ke enam negara Afrika dalam tiga sampai empat bulan ke depan.
Di bawah Inisiatif Laut Hitam, WFP telah mengirimkan lebih dari 725.000 ton biji-bijian untuk mengurangi kelaparan di beberapa wilayah paling miskin di dunia, termasuk Afghanistan, Tanduk Afrika, dan Yaman.
“Tentu saja, berakhirnya kesepakatan Inisiatif Laut Hitam sangat disesalkan,” kata Skau.
“Ini adalah soal bagaimana kita dapat memastikan kebutuhan pangan jutaan orang terpenuhi. Dunia membutuhkan akses tanpa hambatan ke pasokan makanan utama ... Mereka yang lapar tidak bisa menunggu untuk pembicaraan atau upaya-upaya diplomatik,” tambahnya.
WFP mendapatkan 50 persen dari pembelian biji-bijian tahun lalu dari Ukraina dan 80 persen dari pembelian gandum pada 2023. “Kami harus mencari di tempat lain, yang kemungkinan bisa lebih mahal,” katanya.
WFP mengatakan kebutuhan pangan sangat mendesak mengingat masih ada 345 juta orang di dunia mengalami kerawanan pangan. Kesepakatan biji-bijian Laut Hitam, yang ditandatangani Rusia, Ukraina, Turki, dan PBB, bertujuan melanjutkan ekspor dari tiga pelabuhan Ukraina dengan aman sejak perang Rusia dimulai pada Februari 2022.
Perjanjian itu dapat membantu mengendalikan harga pangan dunia dan meredakan krisis pangan global dengan memulihkan aliran ekspor gandum, minyak bunga matahari, pupuk, dan produk bijian-bijian lain dari Ukraina – salah satu pengekspor biji-bijian terbesar di dunia.
Namun, Moskow menolak untuk memperpanjang perjanjian itu setelah 17 Juli, dengan mengatakan bahwa beberapa bagian yang terkait dengan permintaan Moskow dalam kesepakatan itu belum dipenuhi.
Moskow meminta agar berbagai hambatan bagi ekspor pupuk Rusia dihilangkan dan bank pertanian mereka dipulihkan ke sistem transaksi keuangan global SWIFT.