Senin 31 Jul 2023 10:07 WIB

Babak Belur, Benarkah Yamaha dan Honda Korban Regulasi Baru MotoGP?

Yamah dan Honda masing-masing baru sekali naik podium musim ini.

Rep: Afrizal Rosikhul Ilmi/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Marc Marquez dari Repsol Honda Team dan CryptoDATA RNF MotoGP Team Miguel Oliveira saat mengalami kecelakaan dalam balapan MotoGP di Grand Prix Sepeda Motor Portugal di trek balap Algarve International, Portimao, Portugal, Ahad, (26/3/2023).
Foto: REUTERS/Marcelo Del Pozo
Marc Marquez dari Repsol Honda Team dan CryptoDATA RNF MotoGP Team Miguel Oliveira saat mengalami kecelakaan dalam balapan MotoGP di Grand Prix Sepeda Motor Portugal di trek balap Algarve International, Portimao, Portugal, Ahad, (26/3/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lebih dari satu dekade setelah mengakhiri karirnya, Casey Stoner terus mengikuti MotoGP dengan cermat. Ia memiliki pendapat tentang lanskap kejuaraan saat ini. Baginya, regulasi tersebut perlu mengalami perubahan teknis yang signifikan. Sosok asal Australia itu melihat Honda dan Yamaha korban utama dari perkembangan teknis kejuaraan.

Hal itu dikatakan dalam acara Goodwood Festival of Speed 2023 di Inggris beberapa waktu lalu. Menurutnya regulasi Kejuaraan Dunia Balap Motor Grand Prix telah diganti demi menguntungkan pabrikan dari Eropa dalam pengembangan teknis, terutama sisi aerodinamika. Dia pun mengecam aturan teknis tersebut. 

Baca Juga

Jika ditarik ke belakang, Stoner mengingat beberapa tahun yang lalu sebenarnya telah diputuskan untuk melarang semua alat bantu aerodinamika. Tetapi kemudian rencana ini tiba-tiba dibatalkan lagi. Dia mengklaim itulah alasan mengapa Suzuki kemudian memutuskan untuk meninggalkan MotoGP.

"Saya tidak berpikir Honda dan Yamaha harus disalahkan atas situasi saat ini. Sebaliknya, menurut saya peraturan sudah diubah untuk membantu pabrikan Eropa dengan aerodinamika mereka," kata Stoner dilansir Speedweek yang mengaku khawatir Honda atau Yamaha juga akan pergi dengan alasan yang sama.