Senin 31 Jul 2023 13:36 WIB

Tak Setuju Munaslub, JK Tegaskan Munaslub Turunkan Muruah Golkar

JK mengimbau agar seluruh elemen Partai Golkar solid di bawah kepemimpinan Airlangga.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Agus raharjo
Mantan ketua umum Partai Golkar yang juga wakil presiden ke-10 dan 12 Muhammad Jusuf Kalla (JK) usai dalam sebuah diskusi di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (31/7/2023).
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Mantan ketua umum Partai Golkar yang juga wakil presiden ke-10 dan 12 Muhammad Jusuf Kalla (JK) usai dalam sebuah diskusi di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (31/7/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan ketua umum Partai Golkar, Muhammad Jusuf Kalla (JK) menegaskan tak setuju digelarnya musyawarah nasional luar biasa (Munaslub) Partai Golkar. Apalagi jika tujuannya menggeser Airlangga Hartarto dari kursi ketua umum partai berlambang pohon beringin itu.

"Sangat tidak setuju, karena itu (munaslub) akan lebih menurunkan muruahnya Golkar," ujar JK di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (31/7/2023).

Baca Juga

Di tengah isu munaslub saat ini, ia mengimbau agar seluruh elemen Partai Golkar solid di bawah kepemimpinan Airlangga. Khususnya untuk menghadapi Pemilu 2024 yang kurang dari tujuh bulan lagi.

"Jangan Golkar dilibatkan situasi yang sulit, jadi siapapun yang harus memahami itu. Bahwa ini soal organisasi harus bersatu," ujar JK.

Partai Golkar, jelas JK, adalah salah satu partai tertua di Indonesia yang sudah berpengalaman menghadapi situasi sulit seperti saat ini. Ia juga berpesan, Partai Golkar sebagai partai besar juga harus mampu mengusung kadernya pada Pilpres 2024.

"Karena partai besar, dia mempunyai juga kemampuan ataupun hak. Semacam partai kedua terbesar mempunyai semacam kemampuan untuk meningkatkan suara nomor satu, apabila jadi (calon) wakil (presiden) gitu kan," ujar wakil presiden ke-10 dan 12 itu.

Sebelumnya, politikus senior Partai Golkar, Idrus Marham mendorong agar Airlangga Hartarto mundur dari kursi Ketua Umum Partai Golkar. Ada empat hal yang membuat dirinya mendorong agar Airlangga mundur dari posisi tersebut.

"Untuk DPD I kesadaran bersama untuk memahami kondisi objektifnya Partai Golkar hari ini, dilihat dalam beberapa hal, kepemimpinan tidak lagi produktif," ujar Idrus di sebuah restoran kawasan Senayan, Jakarta.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement