REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka memastikan rencana revitalisasi Keraton Kasunanan Solo tetap lanjut sesuai rencana meskipun sempat ada konflik internal karena miskomunikasi.
Seperti diketahui, konflik di Keraton Solo mencuat lantaran pihak Lembaga Dewan Adat (LDA) merasa tidak dilibatkan dalam rencana revitalisasi. Meski sebelumnya, LDA telah mencapai kesepakatan dengan Keraton Solo dalam hal ini Sinuhun Paku Buwono XIII.
Menanggapi hal tersebut, Gibran mengungkapkan permasalahan terjadi karena adanya miskomunikasi saja. "Dilibatkan, dari dulu dilibatkan. Tapi mungkin kemarin ada miskomunikasi saja. Waktu tanda tangan (revitalisasi) itu kok (LDA) tidak diundang. Itu kan undangannya dari kementerian soalnya, saya kan datangnya juga telat," kata Gibran, Selasa (1/8/2023).
"Miskomunikasi saja, dan kalau saya kan maunya satu pintu saja lewat Sinuhun kalau nembusi ini itu capek tenaga tapi gapapa saya tetap akan berkoordinasi dengan semua biar komunikasi lancar, semua lancar tidak ada salah paham, tapi intinya beliau sudah 100 persen mendukung," ujarnya.
Kendati demikian, setelah pihaknya melakukan pertemuan dengan pihak LDA hari ini, Gibran mengatakan revitalisasi alun-alun selatan dan utara akan tetap dilanjutkan. Pihaknya mengatakan revitalisasi akan dilakukan sesuai dengan timeline yang sudah disepakati sebelumnya.
"Dah cukup baik, bisa kita lanjutkan, santai aja sesuai jadwal. (Kesepakatan) Sesuai apa yang sudah kita rencanakan dari awal. Lancar semua," tegas dia.
Gibran juga berharap agar kondisi keraton tetap adem ayem. Tentunya juga bisa sesuai dengan visi misi Pemkot Solo dalam rangka revitalisasi tersebut.
"Bukan menyayangkan, kalau bisa satu misi visi dengan program kami lah ya, kurangi kegaduhan-kegaduhan, kita pengen semuanya adem dan ini tadi sudah baik semua, terima kasih," katanya.
Sementara itu, Ketua Eksekutif Lembaga Dewan Adat (LDA) Kanjeng Pangeran (KP) Eddy Wirabhumi menegaskan pihaknya telah sepakat dengan rencana Pemkot Solo. Namun, perlu juga diperhatikan warga yang biasa mencari nafkah di sekitar area revitalisasi.
"Sudah sepakat. Kita pahami bahwa alun-alun ini muka dari keraton. Bahwa itu memang yang didahulukan. Yang penting itu kita memastikan bahwa nanti mereka nanti mengais rezeki di situ tetap dipikirkan," ungkap dia.