Rabu 02 Aug 2023 08:31 WIB

Mengeluh Sakit, Pria di Cina Ini tak Sadar Tulang Ikan Menusuk Jantungnya

Sebelum jatuh sakit, pasien asal Cina ini sempat menelan tulang ikan.

Rep: Adysha Citra Ramadhani/ Red: Qommarria Rostanti
Tulang ikan (ilustrasi). Seorang pria di Cina mengeluh sakit. Setelah diperiksa dokter, ternyata ada tulang ikan yanh menancap di jantungnya.
Foto: www.freepik.com
Tulang ikan (ilustrasi). Seorang pria di Cina mengeluh sakit. Setelah diperiksa dokter, ternyata ada tulang ikan yanh menancap di jantungnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang pria berusia 51 tahun terinfeksi bakteri Staphylococcus aureus setelah sebelumnya mengeluhkan demam. Siapa sangka, infeksi bakteri ini terjadi karena sang pria menelan tulang ikan beberapa pekan sebelumnya.



Pria asal Cina tersebut datang ke Affiliated Hospital of Southwest Medical University di Sichuan setelah mengalami demam selama sekitar dua pekan. Di rumah sakit, tim dokter mengonfirmasi bahwa sang pria terkena infeksi Staphylococcus aureus.

 Akan tetapi, tim dokter tak dapat menemukan "pintu masuk" yang digunakan oleh bakteri untuk menginfeksi pasien pria tersebut.

Baca Juga

Kondisi ini mendorong tim dokter untuk melakukan serangkaian pemeriksaan, termasuk pemindaian jantung.

Dari pemindaian inilah, tim dokter menemukan adanya benda asing yang terperangkap di vena pulmonalis.

Vena pulmonalis merupakan pembuluh vena yang membawa darah kaya oksigen dari paru-paru ke serambi kiri jantung.

Temuan ini membuat sang pasien pria harus menjalani operasi jantung untuk mengangkat benda asing dari vena pulmonalisnya.

Saat operasi dilakukan, tim dokter menemukan bahwa benda asing yang mereka lihat saat memindai jantung sang pasien adalah tulang ikan dengan panjang 25 mm.

 Kondisi ini bisa terjadi karena sebelum jatuh sakit, sang pasien sempat menelan tulang ikan.

Siapa sangka, tulang ikan tersebut bisa menusuk jantung sang pasien hingga akhirnya bersarang di area vena pulmonalis. 

Kabar baiknya, operasi jantung yang dijalani oleh sang pasien pria berjalan dengan lancar. Selain itu, infeksi Staphylococcus aureus yang dialami pasien tersebut juga bisa diobati dengan antibiotik. Seperti dilansir The Sun pada Selasa (1/8/2023), kasus yang dialami oleh pasien pria ini telah dimuat dalam European Heart Journal.



Mengenal Staphylococcus aureus

Infeksi Staphylococcus aureus bukanlah hal yang sepele. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ada sekitar 1,1 juta kasus kematian di dunia yang disebabkan oleh infeksi Staphylococcus aureus setiap tahun.

 Bakteri Staphylococcus aureus sebenarnya bisa hidup di permukaan kulit manusia, terutama di area hidung, ketiak, serta bokong.

Bila hanya di permukaan kulit, bakteri Staphylococcus aureus cenderung tak membahayakan manusia.

 Bakteri ini umumnya hanya akan menyebabkan infeksi bila masuk ke dalam kulit. Sebagai contoh, bakteri Staphylococcus aureus masuk melalui area kulit yang terbuka karena luka atau gigitan. 



Infeksi Staphylococcus aureus bisa membaik dengan sendirinya tanpa bantuan obat antibiotik. Namun pada sebagian kasus, bakteri Staphylococcus aureus dapat menyebabkan infeksi yang lebih serius seperti keracunan darah serta sindrom syok toksik.



Infeksi Staphylococcus aureus atau infeksi staph dapat dikenali melalui sejumlah gejala. Sebagian di antaranya adalah benjolan yang terasa sakit di kulit, kulit memerah dan terasa panas, kulit membengkak, serta kelopak mata tampak merah. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement