Kamis 03 Aug 2023 06:36 WIB

Blok Afrika Barat Kirim Delegasi Untuk Berunding Dengan Militer Niger

Blok Afrika Barat memberlakukan sanksi ke Niger.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nidia Zuraya
Tentara militer di negara Afrika Barat, Niger, telah mengumumkan melakukan kudeta terhadap pemerintah resmi negara ini di TV nasional.
Foto: AP
Tentara militer di negara Afrika Barat, Niger, telah mengumumkan melakukan kudeta terhadap pemerintah resmi negara ini di TV nasional.

REPUBLIKA.CO.ID, NIAMEY -- Blok regional negara-negara Afrika Barat (ECOWAS) mengirim delegasi ke Niger untuk bernegosiasi dengan perwira militer yang merebut kekuasaan lewat kudeta pekan lalu. Sementara menteri-menteri pertahanan di kawasan rapat di Nigeria, negara tetangga Niger.

ECOWAS memberlakukan sanksi ke Niger. Blok itu juga dapat memberi wewenang menggunakan pasukan bila pemimpin kudeta tidak mengembalikan kekuasaan pada Presiden Mohamed Bazoum yang terpilih dalam satu pekan terhitung Ahad (31/7/2023) lalu.

Baca Juga

"Opsi militer adalah opsi paling terakhir di meja perundingan, pilihan terakhir, tapi pada akhirnya kami harus siap," kata Komisioner Bidang Politik, Perdamaian dan Keamanan ECOWAS Abdel-Fatau Musah, Rabu (2/8/2023).

"Perlu untuk menunjukkan kami tidak hanya bisa menggonggong tapi menggigit," katanya di Abuja.  

Musah mengatakan delegasi yang dipimpin mantan pemimpin militer Nigeria Abdulsalami Abubakar akan tiba di Niger untuk memulai pembicaraan dengan junta.

Junta di Niger yang dipimpin mantan pengawal istana kepresidenan, Jenderal Abdourahmane Tiane menahan Bazoum di kediaman presiden sejak Rabu (26/7/2023) pekan lalu dan mendeklarasi dirinya sebagai kepala negara.

ECOWAS kesulitan mempertahankan demokrasi di Afrika Barat. Pasalnya negara-negara anggota seperti Mali, Burkina Faso dan Guinea juga dikudeta selama dua tahun terakhir, serta upaya kudeta di Guinea-Bissau.

Blok regional itu mengambil garis paling keras pada Niger. Hal ini mendorong junta di Mali dan Burkina Faso mengatakan setiap intervensi di Niger juga akan dianggap sebagai deklarasi perang terhadap mereka.

Niger merupakan sekutu penting negara-negara Barat dalam memerangi kelompok teroris dan pemberontak. Kudeta yang dikecam negara-negara asing itu juga dikhawatirkan memperkuat milisi bersenjata di lapangan.

"Inggris sangat menyambut baik langkah ECOWAS dan (memang) diperlukan tindakan yang menentukan dengan komitmen yang kuat pada demokrasi," kata Menteri Luar Negeri Inggris James Clevery setelah bertemu Presiden Nigeria Bola Tinubu di Abuja.

Pemimpin kudeta mengumumkan telah membuka kembali perbatasan udara dan darat dengan Aljazair, Burkina Faso, Mali, Libya dan Chad usai ditutup pekan lalu.

Sebagian besar perbatasan barat yang dibuka kembali terletak di gurun terpencil. Gerbang penting untuk perdagangan Niger masih ditutup karena sanksi dari ECOWAS.

Prancis dan Italia mengevakuasi warga Eropa dari Niger di tengah kekhawatiran pecahnya konflik. Pesawat militer pertama yang membawa warga Eropa mendarat di Paris dan Roma.

"Kemarin dan hari ini, dengan bantuan rekan Prancis kamim kami sudah bisa menerbangan lebih dari 40 warga Jerman keluar dari Niger," kata Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock, seraya menambahkan masih banyak penerbangan yang akan dilakukan.

"Juga dengan persatuan dan tekad yang sama ini kami, sebagai Uni Eropa, mendukung upaya internasional untuk memulihkan ketertiban konstitusional di Niger," katanya.

Prancis mengatakan sejauh ini mereka telah mengevakuasi 350 lebih warga Prancis. "Kejadian dapat berubah buruk tapi masih lebih bisa pulang," kata seorang warga Prancis yang berhasil dievakuasi bernama Charles.

"Kami akan melihat bagaimana situasinya berkembang di sana beberapa hari dan pekan kedepan. Bagi kami, yang sangat memperhatikannya, kami akan mengikuti dengan seksama," katanya. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement