REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Pemerintah Rusia enggan terburu-buru menyatakan sikapnya terhadap gagasan perluasan koalisi BRICS. Isu ekspansi anggota disebut-sebut akan dibahas dalam KTT BRICS yang diagendakan digelar pada 22-24 Agustus 2023 mendatang.
"Kami pikir tidak perlu terburu-buru dan mengumumkan posisi kami sebelum (diskusi) berlangsung di antara negara-negara anggota BRICS. Bagaimanapun, kita berbicara tentang negara-negara yang memiliki kerja sama yang cukup konstruktif dengan kita di berbagai bidang," kata Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov saat ditanya tentang kemungkinan Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Argentina bergabung dengan BRICS, Kamis (3/8/2023), dilaporkan kantor berita Rusia, TASS.
Kendati demikian, Peskov mengisyaratkan bahwa negaranya tak menolak perluasan BRICS yang saat ini beranggotakan Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan. “Dalam satu atau lain bentuk, perluasan BRICS akan berkontribusi pada pengembangan lebih lanjut dan penguatan organisasi ini,” ujar Peskov.
Sementara itu Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva telah menyatakan mendukung perluasan BRICS. Dia menyebut hal itu akan dibahas di antara para negara anggota BRICS saat ini.