Jumat 04 Aug 2023 08:12 WIB

Minta AI Edit Foto Jadi Lebih Profesional, Hasilnya Malah di Luar Prediksi

Perempuan berdarah Asia itu diedit menjadi seorang wanita kulit putih.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Natalia Endah Hapsari
AI mengedit foto menjadi profesional namun hasilnya justru mengejutkan.
Foto: Mashable
AI mengedit foto menjadi profesional namun hasilnya justru mengejutkan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Seorang lulusan Asia-Amerika dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) bernama Rona Wang baru-baru ini menimbulkan sedikit kehebohan setelah dia berbagi pengalamannya menggunakan generator kecerdasan buatan (AI).

Wang menggunakan teknologi itu untuk mengedit foto dirinya, dengan hasil yang cukup mengejutkan. 

Baca Juga

Wang, yang telah bereksperimen dengan perintah AI dan generator gambar, berbagi di X (sebelumnya Twitter) bagaimana wajahnya telah diubah seluruhnya menjadi wajah wanita kulit putih. Itu terjadi setelah dia memberi tahu platform Playground AI untuk mengubah swafotonya menjadi “foto profil LinkedIn profesional”. 

Dilansir dari Mashable SE Asia, Jumat (4/8/2023), swafoto yang diunggah diambil dan diperbaiki sepenuhnya untuk memberi Wang kulit sedikit lebih cerah, mata lebih besar, iris biru, serta hidung dan bibir yang lebih cenderung Kaukasia alias kulit putih. 

Unggahan Wang pun telah dilihat jutaan kali dan memperoleh lebih dari 100 ribu likes. Sebagian besar orang terhibur dengan bias rasial yang mencolok yang ditampilkan oleh sesuatu yang seharusnya menjadi platform netral. 

Berbicara kepada situs media Boston.com, Wang mengatakan bahwa dia awalnya terkejut dengan hasilnya, tetapi kemudian menyadari AI itu sendiri pada dasarnya tidak rasis.  “Ini agak menyinggung sebenarnya, tetapi pada saat yang sama, saya tidak ingin langsung menyimpulkan bahwa AI ini pasti rasis,” kata Wang. 

Ketika unggahan Wang viral, pendiri Playground AI, Suhail Doshi, turut memberi respons. Dia menjelaskan bahwa “model tidak dapat diinstruksikan seperti itu, sehingga akan memilih hal umum apa pun berdasarkan permintaan”, dan mengatakan bahwa mereka tidak begitu pintar untuk menghindari mengubah atribut ras subjek sama sekali. 

Namun, dalam postingan terpisah Doshi mengatakan bahwa timnya tidak senang dengan hasilnya, dan akan mencari solusinya.  Insiden ini hanyalah salah satu dari beberapa kejadian lain di mana platform AI telah menunjukkan stereotip dan bias rasial, dan para ahli telah mengakui bahwa model itu memberikan respons tersebut dari data yang berasal dari seluruh internet. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement