Jumat 04 Aug 2023 22:10 WIB

Nadiem: Indonesia Butuh Pemimpin yang Berani Lakukan Transformasi 

Nadiem ingatkan alumni PKN akan menjadi pemimpin bangsa

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia Nadiem Anwar Makarim, memimpin pertemuan meja bundar Perhimpunan Menteri Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) tentang Layanan dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) pada South East Asia Policy Dialogue on Early Childhood Care and Education (SEA PD on ECCE).
Foto: Dok. Kemendikburistek
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia Nadiem Anwar Makarim, memimpin pertemuan meja bundar Perhimpunan Menteri Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) tentang Layanan dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) pada South East Asia Policy Dialogue on Early Childhood Care and Education (SEA PD on ECCE).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim, mengatakan, Indonesia butuh pemimpin-pemimpin yang berani menjadi garda depan dalam melakukan transformasi di berbagai sektor. Hal itu diperlukan dalam rangka meningkatkan peran dan kontribusi Indonesia untuk kemajuan dunia, khususnya di sektor pendidikan.

“Karena itulah Indonesia membutuhkan para pemimpin yang berani menjadi garda depan transformasi. Saya harap alumni Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat II akan menjadi para pemimpin yang nantinya membawa bangsa kita menuju Indonesia emas,” ujar Nadiem dalam sambutannya pada penutupan PKN Tingkat II Angkatan VIII Tahun 2023 secara daring, Kamis (3/8/2023).

Nadiem mengatakan, tuntasnya PKN Tingkat II adalah salah satu momentum penting dalam gerakan bersama mewujudkan cita-cita merdeka belajar. Menurut dia, pelatihan itu adalah kegiatan yang dapat melahirkan para pemimpin strategis yang siap berkontrbusi aktif dalam upaya mendukung peningkatan kualitas pendidikan Indonesia.

“Lahirnya para pemimpin ini sejalan dengan kepemimpinan Indonesia di pangung dunia yang dalam dua tahun terakhir ditunjukkan melalui presidensi G20 dan keketuaan ASEAN,” jelas Nadiem.

Dia menuturkan, melalui G20 Education Working Group tahun lalu, Indonesia menggaungkan semangat gotong royong dalam setiap langkah mengakselerasi pemulihan pembelajaran dari pandemi Covid-19. Sementara pada keketuaan ASEAN, pemerintah menyelenggarakan forum dialog kebijakan yang menghasilkan deklarasi komitmen negara-negara ASEAN tentang peningkatan kualitas PAUD di Asia Tenggara.

“Capaian ini sudah sepatutnya menjadi penyemangat kita agar terus meningkatkan peran dan kontribusi Indonesia untuk kemajuan dunia, khususnya di sektor pendidikan. Keberhasilan gerakan merdeka belajar dalam mentransformasi sistem pendidikan Indonesia harus kita terus semarakkan di dalam negeri dan kita gaungkan di panggung global,” terang dia.

Sementara itu, Kepala Pusdiklat Kemendikbudristek, Mustangimah, dalam laporannya mengatakan, PKN Tingkat II digelar dengan tujuan mengembangkan kompetensi peserta dalam rangka memenuhi standar kompetensi manajerial jabatan pimpinan tinggi pratama. Metode pembelajaran digelar dengan kombinasi dengan diikuti oleh 58 peserta dari Kemendikbudristek serta kementerian/lembaga lainnya. Semua peserta dinyatakan lulus.

“Peserta terdiri dari 39 orang dari lingkungan Kemendikbudristek, 21 orang dari instansi di luar Kemendikbudristek. Dalam proses pembelajaran sejumlah dua peserta dari lingkungan Kemendikbudristek mengundurkan diri sehingga yag menyelesaikan sampai akhir pembelajran sebanyak 58 peserta,” kata dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement