REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemberian Air susu ibu (ASI) banyak memiliki manfaat untuk anak. Selain itu, ASI juga ternyata bermanfaat untuk ibu, terutama setelah melahirkan.
Konselor laktasi DNA juga seorang bidan, Jamilatus Sadiyah, menyusui dapat mencegah pendarahan pascapersalinan, baik normal maupun caesar. Ketika melahirkan, ada ari-ari atau plasenta yang keluar.
Saat plasenta terlepas, pembuluh darahnya harus menutup. Artinya, ibu butuh kontraksi rahim yang bagus. Kontraksi yang bagus akan memuncul hormon oksitosin saat bayi menyusu.
"Makanya ibu yang pasca-melahirkan dan menyusui, rasanya seperti mens, mules-mules, itu sebenarnya lagi kontraksi rahim," jelas Jamilatus dalam acara Philips Avent media gathering yang bertajuk "Parent Your Way Confidently: Embracing Every Motherhood Journey" dalam memperingati World Breastfeeding Week 2023, Jakarta, Kamis (3/7/2023).
Menyusui juga akan mempercepat involusi uterus sehingga rahimnya lebih mudah mengecil. Menyusui pun dapat mempercepat tubuh ibu kembali semula.
Berdasarkan riset, menyusui bisa mengurangi risiko kanker payudara, ovarium, dan serviks. Selain itu, menyusui juga bisa menjadi metode kontrasepsi alami.
Sementara itu, bagi bayi ASI bermanfaat untuk mengurangi risiko stunting, obesitas, diabetes, tingkat kecerdasannya (IQ) lebih tinggi, serta emosional anak dan spiritual juga lebih baik. Selain itu, bonding dengan ibunya juga jauh lebih optimal serta meningkatkan imunitas.
"Karena pada ASI terdapat vaksin alami, ketika ibunya sakit akan membentuk antibodi yang keluar untuk bayinya. Begitu juga saat ibunya sakit, bisa jadi obat, air liur bayi memberi sinyal pada payudara, mama butuh ini," ujar Jamilatus seraya menyebut menyusui juga mengurangi risiko autism spectrum disorder (ASD).