REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Prof Drs KH Yudian Wahyudi, menjadi pembicara kunci dalam acara ‘Sosialisasi Pembinaan Ideologi Pancasila Peran Strategis AGPAII dalam Menyemai Ideologi Pancasila' di kampus Universitas Pamulang, Tangerang Selatan, Banten. Ia menjelaskan Proklamasi kemerdekaan RI merupakan proklamasi terbaik dan terhebat di muka bumi di sepanjang sejarah, hal tersebut terjadi di perang terbesar sepanjang sejarah dan melibatkan oleh berbagai negara, yaitu Perang Dunia II dengan teknologi yang sudah kuat.
“Ditengah-tengah ketidakpastian atau kemustahilan itulah bangsa Indonesia melakukan proklamasi. Apa kehebatan proklamasi ini, satu yaitu terjadi ditengah perang dunia II tanpa teknologi militer dengan waktunya hanya 59 detik tetapi berhasil membebaskan dan mempersatukan kembali minimal 57 negara yang terasa satu sejak sumpah pemuda,” ujarnya, saat memberikan Keynote speech di Universitas Pamulang, Tangerang Selatan, Banten, mengutip keterangan tertulis, Kamis (10/8/2023).
Ia mengatakan, pada saat pejajahan berlangsung, sumpah pemuda merupakan mukjizat pertama bangsa Indonesia, politik dunia pada tahun 1914 terjadi perang dunia II. Dia mengatakan, khilafah yaitu daulah usmaniah/ottoman empire yang disebut dengan the last moslem’s super power gabung dengan Jerman dan Hungaria. Ini bukan perang agama karena Turki muslim bergabung dengan dua negara Kristen.
Ditengah perang dunia itu terjadi Revolusi Bolshevik dan pihak Rusia gabung dengan pihak sekutu. “Di sini kejeniusan pemuda-pemuda Indonesia karena dengan hanya butuh waktu 4 tahun dilakukannya Sumpah Pemuda pada saat itu,” katanya.
Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2016-2020 itu menyebutkan bahwa Bung Karno sudah membuktikan bahwa Pancasila tidak hanya mempersatukan 57 Negara, tetapi juga membebaskan dunia. Bukan hanya Indonesia saja namun juga beberapa negara timur tengah melalui Asia Afrika.
Melalui Pidato Bung Karno tanggal 30 September 1960 itu resmi Pancasila menjadi Ideologi jalan tengah dunia. Sebagai konsekuensinya, Presiden Soekarno menjadi presiden tiga besar setelah Presiden John F Kennedy dan Nikita Khrushchev.
"'Pancasila: Dari Indonesia Untuk Dunia', inilah kira-kira disatu sisi kehebatan Pancasila yang kita rasakan sampai saat ini disaat yang lain pecah dan sebagainya, disisi lain peran internasional Indonesia perlu digaungkan kembali,” ungkapnya.
Sementara itu, Deputi Hubungan Antarlembaga, Sosialisasi, Komunikasi dan Jaringan BPIP Ir Prakoso, mengatakan bahwa sosialisasi pembinaan ideologi Pancasila di kampus, termasuk Universitas Pamulang, merupakan bagian dari aksi nyata strategis pembinaan ideologi Pancasila dalam menyemai nilai-nilai Pancasila pada Generasi Millenial dan Generasi Z sebagai landasan dalam bertindak dan berpikir.
”Kolaborasi BPIP dengan AGPAII dalam pembumian nilai-nilai Pancasila tidak hanya kali ini, pada tahun 2020, BPIP telah berkolaborasi dengan AGPAII melalui gerakan pelajar penggerak Pancasila,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Umum DPP AGPAII Drs Endang Zenal, mengucapkan terima kasih atas Keynote speech yang diberikan oleh Kepala BPIP. Hal ini tentu dapat menunjang semangat guru pendidik agar selalu memberikan ilmu kepada siswa dalam menjalankan tugasnya sebagai Guru.
“Kami menghaturkan terimakasih kepada Bapak Kepala BPIP karena sudah mau memberikan materi kepada guru dalam memberikan semangat Pancasila,” ucapnya.