Sabtu 12 Aug 2023 01:51 WIB

Kurangnya Perhatian Orang Tua pada Pola Asuh Anak Bisa Sebabkan Stunting

Pencegahan stunting dapat dimulai dari perbaikan pola makan dan pola asuh.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Friska Yolandha
Kasus stunting disebut tidak melulu dilatarbelakangi oleh kemampuan ekonomi yang rendah saja, melainkan bisa jadi karena orang tua yang kurang memperhatikan pola pengasuhan terkait tumbuh kembang anak
Foto: Republika/Andi Nur Aminah
Kasus stunting disebut tidak melulu dilatarbelakangi oleh kemampuan ekonomi yang rendah saja, melainkan bisa jadi karena orang tua yang kurang memperhatikan pola pengasuhan terkait tumbuh kembang anak

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus stunting disebut tidak melulu dilatarbelakangi oleh kemampuan ekonomi yang rendah saja, melainkan bisa jadi karena orang tua yang kurang memperhatikan pola pengasuhan terkait tumbuh kembang anaknya. Sebab itu, untuk terus menekan angka prevalensi stunting, peningkatan kualitas pengasuhan anak usia dini perlu dilakukan.

“Kasus stunting tidak selalu dilatarbelakangi oleh kemampuan ekonomi yang rendah saja, bisa jadi anak tersebut mengalami stunting karena orang tuanya kurang memperhatikan asupan gizi dan pola pengasuhan terkait tumbuh kembang,” kata Bupati Banyumas, Achmad Husein, dalam siaran pers, Jumat (11/8/2023).

Baca Juga

Prevalensi stunting di daerahnya menunjukkan tren penurunan yang cukup signifikan. Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), angka stunting di Kabupaten Banyumas turun dari 21,6 persen pada tahun 2021 ke angka 16,6 persen pada tahun 2022.

Meski begitu, untuk mencapai target nasional penurunan angka stunting menjadi 14 persen tetap dibutuhkan kolaborasi dengan berbagai pihak. Untuk itu, pihaknya bekerja sama dengan Tanoto Foundation melalui peningkatan kualitas pengasuhan anak usia dini. Intervensi dilakukan lewat pusat layanan pengasuhan untuk stimulasi dan pembelajaran dini bagi anak usia 0-3 tahun yang disebut Rumah Anak SIGAP. 

"Pesan saya, tolong Pak Kepala Desa, Pak Camat apa yang sudah dibangun oleh Tanoto Foundation ini dijaga dengan baik, ditingkatkan dan dikembangkan, ajak semua kader dan warga untuk turut serta aktif di Rumah Anak SIGAP supaya angka stunting di Desa Sokawera bisa nol," ujar dia.

Sementara itu, Head of Early Childhood Education and Development (ECED) Tanoto Foundation, Eddy Henry, menyampaikan, upaya pencegahan stunting dapat dilakukan dari keluarga melalui perbaikan pola makan, pola hidup bersih dan sehat, serta pola asuh. Hal itulah yang hendak dilakukan pihaknya melalui program tersebut.

“Kita berharap orang tua mendapatkan edukasi dan informasi seputar pengasuhan sehingga khususnya usia 0-3 tahun, bahkan sejak dari dalam kandungan. Masa-masa ini merupakan usia krusial di mana anak perlu mendapatkan gizi dan stimulasi yang cukup sehingga tumbuh kembangnya dapat optimal dan tidak menjadi stunting,” jelas Eddy.

Rumah Anak SIGAP adalah bagian dari program Siapkan Generasi Anak Berprestasi (SIGAP), yang merupakan bentuk kemitraan antara Tanoto Foundation dengan pemerintah daerah dan melibatkan masyarakat. Rumah Anak SIGAP didirikan dengan mengembangkan model layanan yang bertujuan untuk membekali keluarga agar mampu memberikan pengasuhan yang mendukung tumbuh kembang optimal anak usia 0-3 tahun secara menyeluruh.

Ragam layanan yang tersedia di Rumah Anak SIGAP ditujukan untuk memastikan anak-anak usia 0-3 tahun berkembang sesuai dengan usia mereka, dengan meningkatkan keterampilan orang tua/pengasuh dalam praktik pengasuhan yang berbasis pemenuhan hak anak. Layanan tersebut meliputi kegiatan kelompok pengasuhan tematik, kegiatan stimulasi dengan bermain, pendampingan individual bagi orang tua dan anak, kunjungan rumah, dan beragam kegiatan pendukung lainnya.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement