Senin 14 Aug 2023 00:20 WIB

Sutradara The Marvels Akui Superhero Fatigue Benar Adanya

Beberapa film superhero Marvel gagal di box office.

Rep: Santi Sopia/ Red: Reiny Dwinanda
Poster film The Marvels. Film arahan sutradara Nia DaCosta ini menampilkan Brie Larson (Captain Marvel), Iman Vellani (Ms. Marvel), dan Teyonah Parris (Monica Rambeau).
Foto: Dok Marvel Studios
Poster film The Marvels. Film arahan sutradara Nia DaCosta ini menampilkan Brie Larson (Captain Marvel), Iman Vellani (Ms. Marvel), dan Teyonah Parris (Monica Rambeau).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembuat film Candyman, Nia DaCosta, membuat debutnya sebagai sutradara superhero dengan film Marvel mendatang The Marvels, sekuel dari Captain Marvel. Sekuel tersebut menyatukan pahlawan super eponymous Brie Larson dengan Monica Rambeau dari Teyonah Parris dari WandaVision dan Kamala Khan dari Iman Vellani dari Ms Marvel.

Ini merupakan tahun yang goyah untuk industri buku komik. Sebelumnya, Ant-Man and the Wasp: Quantumania milik Marvel sendiri dan film lain seperti The Flash, dan Shazam! Fury of the Gods gagal di box office.

Baca Juga

Marvel pasti berharap The Marvels melenggang seperti halnya Guardians of the Galaxy Vol. 3 dengan raupan 845 juta dolar AS di seluruh dunia. DaCosta sangat menyadari bahwa superhero fatigue sangat nyata saat ini.

Superhero fatigue merujuk pada arti kelelahan publik yang terlalu banyak terpapar oleh film-film superhero. Kelelahan ini tak hanya berkaitan dengan kuantitas film, tapi juga kualitas yang cenderung begitu-begitu saja. Istilah ini juga sempat ramai dibahas ketika kemunculan Avengers.

"Saya pikir superhero fatigue benar-benar ada," kata DaCosta kepada majalah Total Film.

Ddikutip dari Variety, Ahad (13/8/2023), menurut DaCosta, perbedaan terbesar dari film MCU lainnya hingga saat ini adalah The Marvels sangat aneh dan konyol. Dunia yang dikunjungi dalam film ini tidak seperti dunia lain yang pernah penonton lihat di MCU. Film menghadirkan dunia cerah yang belum pernah dilihat penonton sebelumnya.

“Film-film The Avengers adalah kesimpulan epik untuk bab-bab penceritaan, sementara ini adalah kerja sama dalam narasi yang tidak kami harapkan untuk Marvel," kata produser Mary Livanos tentang apa yang membuat The Marvels "menonjol".

Biasanya, penonton menunggu karakter muncul bersama di film Avengers. Karena itulah, pihak produksi film sangat bersemangat untuk merancang tim yang menampilkan karakter yang dapat dihubungkan dengan wanita dari semua lapisan masyarakat.

Sementara itu, istilah "superhero fatigue" telah banyak dilontarkan tahun ini karena beberapa film komik gagal, genre ini juga mencapai titik tertinggi tahun ini dengan Guardians Vol. 3 dan animasi Sony Spider-Man: Across the Spider-Verse menghasilkan 684 juta dolar AS di seluruh dunia.

Produser dan penulis Spider-Verse Phil Lord dan Chris Miller mengatakan kepada Rolling Stone awal tahun ini bahwa "superhero fatigue" tidak bisa disalahkan untuk film buku komik tertentu yang jatuh di bawah ekspektasi.

"Saya tidak percaya itu kelelahan terhadap film superhero, saya percaya ini adalah 'film yang terasa seperti film yang telah saya tonton belasan kali sebelumnya' kelelahan," kata Miller.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement