Ahad 13 Aug 2023 15:40 WIB

Datang ke NTB, Mentan: Saya Minta Tolong Pemprov Segera Percepat Pola Tanam

Mentan mengaku optimis bahwa Pemprov NTB siap meningkatkan produktivitas

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) terus memacu pemerintah daerah untuk mengantisipasi dampak perubahan iklim ekstrim kekeringan (El Nino) agar tidak berdampak terhadap penurunan produksi pangan.
Foto: Kementan
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) terus memacu pemerintah daerah untuk mengantisipasi dampak perubahan iklim ekstrim kekeringan (El Nino) agar tidak berdampak terhadap penurunan produksi pangan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (Pemprov NTB) untuk menguatkan ketersediaan pangan nasional dengan melakukan gerakan percepatan tanam. Langkah ini perlu dilakukan mengingat saat ini Indonesia dihadapkan pada cuaca ekstrem el nino yang diperkirakan berlangsung lama yakni hingga September mendatang.

"Saya datang kesini mau minta tolong kepada Pemprov NTB untuk menghadapi ancaman El Nino dan ancaman krisis pangan dunia dengan mempercepat pola tanam menggunakan benih unggul toleran kering," ujar Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo dalam siaran persnya, Ahad (13/8/2023).

Baca Juga

Mentan mengaku optimis bahwa Pemprov NTB siap meningkatkan produktivitasnya. Kesiapan itu bahkan sudah dibuktikan, dimana NTB dalam setiap tahunya mampu memenuhi pangan masyarakatnya. Diketahui, Rata-rata produktivitas padi di NTB mencapai 7 ton per hektare.

"Oleh karena itu ada 438 juta orang di dunia yang akan kelaparan karena perubahan cuaca. Tapi di Indonesia tidak karena ada Mataram yang selalu siap menyangganya untuk kepentingan Indonesia dari Aceh sampai Papua," katanya.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Suwandi mengatakan bahwa gerakan nasional penanganan Elnino di NTB ini akan difokuskan pada lahan potensial seperti area peningkatan indek pertanaman dengan menggunakan padi genjah dan tahan kekeringan.

NTB, kata Suwandi merupakan daerah bumi gora atau bumi gogo rancah dimana penanaman padi mereka dilakukan juga di lahan kering. Karena itu, pemerintah siap mendorong budidaya tumpangsari dan pertanian terpadu.

Suwandi berharap, melalui cara tersebut petani bisa melakukan efisiensi biaya dan menggunakan input dari bahan organik dan alami sehingga ramah lingkungan.

"Tadi Bapak Menteri memimpin langsung pembuatan biosaka dan diikuti oleh berbagai pihak cukup meriah. Biosaka ini adalah hal yang baru, bukan pupuk dan bukan pestisida, tetapi elisitor yang bermanfaat bagi lahan dan pertanaman untuk tumbuh dan berproduksi. Diharapkan biosaka ini segera menyebar ke seluruh petani dan dipraktekkan untuk menikmati manfaatnya," katanya.

Kepala Dinas Pertanian NTB, Muhammad Taufik Hidayat menyampaikan terimaksih atas perhatian jajaran Kementan dalam mengantisipasi el nino di NTB. Salah satunya melalui dukungan benih unggul dan pendampingan petani secara masif.

"Saya berterimakasih karena kementan terus mendampingi petani NTB dalam berproduksi disaat cuaca ektrem el nino. Dengan gerakan nasional ini semoga NTB bisa melewati el nono secara baik" jelasnya.

Sebagai informasi, kementerian pertanian memberikan berbagai bantuan kepada para kelompok tami NTB berupa 1,25 ton benih genjah tahan kering seperti benih inpari 48 blas, benih padjajaran, benih agritan dan benih cakra buana. Selain itu ada juga bantuan triokompos seperti pupuk, cairan penyubur dan cairan penanganan hama.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement