Selasa 15 Aug 2023 07:20 WIB

Ribuan Senjata Belum Meledak Ditemukan Terkubur di SMA Kamboja

Ribuan senjata ini ditemukan di bekas gudang amunisi rezim Khmer Merah.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
Bendera Kamboja (Ilustrasi)
Bendera Kamboja (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PHNOM PENH -- Pihak berwenang Kamboja telah menutup sementara sebuah sekolah menengah di provinsi timur laut Kratie. Tempat itu terdapat ribuan senjata yang belum meledak dari perang saudara selama hampir tiga dasawarsa di Kamboja.

Wakil kepala provinsi untuk pendidikan Chheang Heng menyatakan, persenjataan itu ditemukan setelah para penghapus ranjau diundang untuk mencari ranjau darat yang terkubur di sekolah sebelum gedung baru dibangun. Lebih dari 1.000 siswa belajar di SMA Queen Kossamak itu.

Baca Juga

“Saya tahu bahwa lokasi sekolah ini dulunya adalah gudang amunisi besar Khmer Merah pada akhir tahun 1970-an, tetapi saya tidak percaya bahwa ada sejumlah besar amunisi yang terkubur di bawah tanah seperti ini,” kata Chheang Heng.

"Berapa banyak korban yang akan terjadi jika amunisi ini meledak?" ujarnya.

Fasilitas itu adalah gudang amunisi selama rezim Khmer Merah pada 1970-an sebelum diubah menjadi sekolah. Menurut Chheang Heng, semua persenjataan diperkirakan telah disingkirkan.

Tapi, dari 11 hingga 13 Agustus 2023, 2.116 keping persenjataan dikumpulkan oleh para penjinak ranjau dari Pusat Pekerjaan Ranjau Kamboja. Direktur jenderal Heng Ratana menyatakan di Facebook, senjata itu termasuk granat M79, peluru FuzeM48, dan persenjataan untuk peluncur roket B40.

Foto-foto yang diposting oleh pemimpin Pusat Pekerjaan Ranjau Kamboja itu menunjukkan barang-barang yang tertutup tanah diletakkan berjejer di halaman sekolah. Heng Ratana mengatakan, masih banyak lagi persenjataan yang diyakini masih terkubur.

Dugaan itu membuat pihak berwenang pun memerintahkan agar sekolah ditutup selama beberapa hari. Sementara para penjinak ranjau bekerja mengumpulkan bahan-bahan berbahaya tersebut.

Pemerintahan komunis radikal Khmer Merah dipersalahkan atas kematian sekitar 1,7 juta orang Kamboja karena kelaparan, penyakit, dan pembunuhan sebelum digulingkan oleh invasi Vietnam. Perang tiga dasawarsa akhirnya berakhir pada akhir 1990-an tetapi membuat Kamboja dikotori dengan sekitar empat juta hingga enam juta ranjau darat dan persenjataan lainnya. Sebagian besar telah dibersihkan tetapi bahan peledak terus membunuh orang.

Sejak akhir pertempuran, hampir 20 ribu orang telah meninggal dan sekitar 45 ribu terluka oleh sisa bahan peledak perang. Meskipun rata-rata korban meninggal per tahun telah turun dari beberapa ribu menjadi kurang dari 100 jiwa. Pemerintah Kamboja bertujuan untuk membersihkan semua sisa ranjau darat dan persenjataan yang tidak meledak pada 2025.

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement