REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Universitas Mercu Buana mengapresiasi upaya PWI Jaya untuk turun secara langsung ke kampus menularkan kemampuan storytelling yang menjadi kebutuhan praktisi untuk bersaing di dalam industri komunikasi. Hal itu disampaikan dalam diskusi bertajuk “Berbagi Tips Menulis Storytelling di Media” yang merupakan rangkaian penghargaan Anugerah Jurnalistik MH Thamrin Award 2023.
Penghargaan yang digelar setiap tahun oleh PWI Jaya merupakan puncak karya jurnalistik profesional dan kampus. "Diskusi hari ini merupakan peluang berharga untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, dan kreativitas dalam menggunakan storytelling sebagai alat untuk menyampaikan pesan dengan lebih efektif," ujar Wakil Rektor Bidang Kerjasama dan Kemahasiswaan Universitas Mercu Buana (UMB), Ariani Kusumo Wardhani.
Storytelling, kata Ariani, dalam konteks apa pun memiliki kekuatan luar biasa untuk menginspirasi, memotivasi, dan mengubah pandangan seseorang. Dalam dunia pendidikan, storytelling memiliki peran yang sangat penting dalam membantu para pendidik dan mahasiswa menyampaikan ide, menggugah imajinasi, dan menjembatani pemahaman yang kompleks.
Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Jaya, Algooth Putranto, menyatakan para mahasiswa agar kembali pada akar storytelling yakni tradisi dongeng. Tradisi ini sudah diakrabi oleh semua orang sejak belia dan secara tak sadar terus menerus dikembangkan dalam keseharian.
“Kuncinya adalah menyusun cerita tersebut menjadi menarik dan dekat dengan target audiens. Gunakan bahasa yang sesederhana mungkin sehingga dekat dan tidak terkesan menggurui. Untuk mahasiswa harus rajin bergaul dan buka mata-telinga pada lingkungan,” tuturnya.
Sementara, Ketua PWI Jakarta, Sayid Iskandarsyah, menyatakan kolaborasi kampus UMB dan organisasi wartawan merupakan wujud link and match antara dunia pendidikan dan industri media. Dia meyakini kegiatan yang PWI Jaya lakukan hari ini adalah hubungan nyata antara dunia pendidikan dan industri.
"Mahasiswa mempelajari hal-hal yang terjadi langsung di industri, sebaliknya industri menyerap apa yang dikaji dan digeluti secara akademis,” ucapnya.