REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pelaksana Harian (Plh) Wali Kota Bandung Ema Sumarna meminta Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga, dan PDAM Tirtawening, untuk mengambil langkah mengantisipasi kebutuhan air bersih pada musim kemarau.
"Terkait ada masalah kebutuhan air bersih, saya minta Dinas Lingkungan Hiduo, PDAM, serta Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga untuk menyikapi permasalahan air di masyarakat untuk kebutuhan sehari-hari," kata Ema di Balai Kota Bandung, Selasa (15/4/2023).
Hal tersebut diinstruksikan Ema, mengingat dampak musim kemarau sudah dirasakan warga, seperti di Kelurahan Tamansari.
Berdasar laporan yang diterimanya, kata dia, di lokasi tersebut air untuk kebutuhan sehari-hari sudah berkurang, akibat sumur-sumur di permukiman mulai mengering.
Karena itu ia mengingatkan Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemkot Bandung untuk meningkatkan kepekaan terhadap persoalan yang dirasakan masyarakat, khususnya kebutuhan air bersih.
Ia meminta ASN secara aktif melaporkan kejadian dampak kemarau tersebut agar dapat segera diatasi.
"Tentunya (ASN) harus peka melihat situasi di lingkungan masyarakat, dan persoalan yang terjadi di masyarakat untuk dilaporkan. Kita harus meningkatkan kepekaan terhadap persoalan masyarakat, sebagai bahan informasi untuk segera kita benahi," kata Ema.
Ia juga mengajak masyarakat untuk bijak dalam menggunakan air bersih guna menjaga keseimbangan ekosistem air.
"Agustus ini memang puncak kemarau, kami berharap masyarakat dapat bijaksana menggunakan air," ujar Ema.
Sementara itu Direktur Utama PDAM Tirtawening, Sonny Salimi, mengungkapkan pihaknya telah menyiapkan 14 mobil tangki yang dapat dimanfaatkan masyarakat selama 24 jam untuk memberikan pelayanan distribusi air secara gratis.
"Dengan catatan satu tangki untuk 10 kepala keluarga. Secara teknis kita sampaikan pada waktunya," ujar Sony.