Kamis 25 Sep 2025 10:00 WIB

215 Tahun Bandung: Mengembalikan Spirit of Bandung

Bandung harus menjadi kota modern tanpa meninggalkan sejarah.

Susanto Triyogo Adiputro, S.ST, MT, Fraksi PKS-Sekretaris Komisi 1
Foto: dok pribadi
Susanto Triyogo Adiputro, S.ST, MT, Fraksi PKS-Sekretaris Komisi 1

Oleh: Susanto Triyogo Adiputro, S.ST, MT, Fraksi PKS – Sekretaris Komisi 1

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Bandung kini genap berusia 215 tahun. Kota yang kita cintai ini bukan sekadar tempat tinggal, melainkan ruang sejarah, budaya, dan peradaban yang membentuk jati diri warganya. Setiap sudut Bandung menyimpan kisah perjuangan, inovasi, dan harapan yang harus terus kita jaga bersama.

Sejarah mencatat Bandung sebagai kota perjuangan. Peristiwa Bandung Lautan Api tahun 1946 adalah simbol keberanian rakyat mempertahankan kemerdekaan. Saat itu, Bandung bukan hanya menjadi kota, juga medan juang yang mengajarkan arti pengorbanan demi bangsa.

Tak berhenti di sana, Bandung juga menorehkan jejaknya dalam sejarah dunia. Konferensi Asia Afrika tahun 1955 melahirkan Spirit of Bandung, yang memberi inspirasi bagi bangsa-bangsa Asia dan Afrika untuk bangkit dari penjajahan. Dari Bandung, suara kemerdekaan menggema ke seluruh penjuru dunia.

Presiden Soekarno dalam pidato pembukaan Konferensi Asia Afrika (18 April 1955) menegaskan: “Ya, ada sesuatu yang lebih besar dari nasionalisme, yaitu Spirit of Bandung. Bandung mewakili semangat persatuan, semangat anti-kolonialisme, semangat untuk berdiri bersama membangun dunia baru yang damai dan adil.”

Lewat pidato itu, Bandung tampil bukan sekadar tuan rumah, juga simbol harapan dunia. Spirit of Bandung lahir dari semangat persaudaraan bangsa-bangsa yang menolak kolonialisme dan imperialisme, serta bertekad membangun dunia yang lebih adil.

Kini, wajah Bandung juga dikenal dengan inovasi dan kreativitasnya. Pada 2015, UNESCO menetapkan Bandung sebagai City of Design. Pengakuan ini bukan hanya kebanggaan, juga tanggung jawab: menjaga Bandung tetap menjadi kota yang inovatif, kreatif, sekaligus ramah bagi warganya.

Energi anak muda Bandung dengan kreativitasnya adalah kekuatan baru yang luar biasa. Namun, generasi hari ini tetap harus berpijak pada akar sejarah perjuangan kotanya, agar kreativitas tidak tercerabut dari nilai perjuangan.

Namun kita juga tidak menutup mata: Bandung menghadapi tantangan nyata. Urbanisasi yang cepat, kemacetan lalu lintas, persoalan sampah, kesenjangan sosial, hingga krisis ruang terbuka hijau, semuanya menjadi pekerjaan rumah besar.

Lebih dari itu, ada risiko terkikisnya identitas Bandung oleh modernitas yang bergerak begitu cepat. Jika kita tidak waspada, nilai perjuangan dan kearifan lokal yang menjadi kekuatan Bandung bisa hilang ditelan zaman.

Karena itu, di usia ke-215, sudah saatnya kita menghidupkan kembali Spirit of Bandung. Semangat perjuangan, solidaritas, kreativitas, dan keberanian mengambil peran global perlu kita aktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Bandung harus menjadi kota yang maju tanpa kehilangan jati diri, modern tanpa meninggalkan sejarah, serta kreatif tanpa melupakan akar perjuangan.

Bandung adalah kota yang besar karena warganya. Maka mari kita satukan langkah: warga, pemerintah, akademisi, pelaku usaha, dan komunitas. Dengan harmoni dan kolaborasi, kita bisa menjaga Bandung tetap menjadi kota perjuangan, kota kreatif, dan kota yang memberi inspirasi bagi Indonesia dan dunia.

Selamat ulang tahun ke-215, Bandung tercinta. Mari kita rawat semangatmu, agar Spirit of Bandung tetap hidup dalam diri kita semua.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement