REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- SMA Labschool Jakarta mengirimkan delegasi sebanyak 29 siswa-siswi ke Asia Youth International Model United Nations (AYIMUN) 2023 di Kuala Lumpur, Malaysia pada tanggal 12-15 Agustus 2023. AYIMUN ke-12 merupakan sebuah konferensi Model Perserikatan Bangsa-Bangsa (Model United Nations/MUN) yang diadakan di Asia.
Terdapat 38 negara yang berpartisipasi dalam konferensi ini dengan jumlah peserta 435 orang. Para peserta tidak hanya berasal dari Asia saja tetapi juga dari berbagai belahan benua lainnya seperti Amerika serikat, UK, Uganda, Mauritius, Republik Demokrasi Kongo, Mesir, bahkan Montenegro, negara yang berada di Eropa Tenggara,
"Konferensi ini bertujuan untuk memberikan pengalaman simulasi tentang diplomasi, negosiasi, dan diskusi mengenai isu-isu global kepada para peserta dari berbagai negara," kata Kepala SMA Labschool Jakarta, Suparno Sastro, dalam siaran pers, Kamis (17/6/2023).
Para peserta mewakili enam dewan (council) yang ada dalam PBB seperti World Health Organization (WHO), International Criminal Police Organization (Interpol), Reducing Gender Discrimination and Inequality (UNESCO), International Monetary Fund (IMF) dan United Nations Children's Fund (Uniceg). Setelah mendapatkan council, peserta memainkan peran sebagai delegasi negara-negara anggota atau pemangku kepentingan yang terlibat dalam pekerjaan organisasi tersebut.
Siswa-siswi SMA Labschool Jakarta juga mewakili Indonesia dalam acara performance culture, sekaligus memperkenalkan tarian tradisonal antara lain tarian piring yang berasal dari Sumatra Barat, tari jaipong dari Jawa Barat, tari gong Dayak berasal dari Kalimantan, tari kipas pakarenda yang berasal dari Sulawesi Selatan, dan tari yang berasal dari Papua. Pada awarding session, Benadhya Fitzy Anugrah Kelas XII berhasil meraih Verbal Commendation pada counsil INTERPOL di malam penutupan Asian Youth Internasional Model United Nations 2023.
"Dengan adanya Konferensi ke-12 AYIMUN ini, memberikan kesempatan untuk siswa-siswi SMA Labschool Jakarta mengkritisi kondisi geopolitik global, mempromosikan perubahan dalam menghadapi masalah internasional, memainkan peran sebagai diplomat yang berpartisipasi dalam diskusi global, merumuskan resolusi, dan mengembangkan solusi kreatif untuk dalam memghadapi masalah ekonomi global, isu keamanan, hak-hak anak, kesehatan, kesetaraan jender dan lainnya. Menjadi diplomat muda berinteraksi membangun kerja sama dengan perwakilan dari berbagai belahan negara," kata Suparno mengakhiri.