Jumat 18 Aug 2023 23:16 WIB

Food Estate Dinilai Atasi Penyusutan Lahan Pertanian

Food estate digagas oleh Presiden Jokowi pada awal periode kedua kepemimpinannya.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Erdy Nasrul
Presiden Jokowi saat meninjau lahan jagung di kawasan food estate, Kabupaten Keerom, Papua, Kamis (6/7/2023).
Foto: dok. Kris - Biro Pers
Presiden Jokowi saat meninjau lahan jagung di kawasan food estate, Kabupaten Keerom, Papua, Kamis (6/7/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guru Besar Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, Prof Sutarto Hadi menyayangkan anggapan food estate sebagai kejahatan lingkungan. Sutarto meyakini food estate sebagai salah satu cara menyelamatkan sektor pertanian. 

Sutarto mengajak publik melihat persoalan ini secara holistik. Dalam jangka panjang, Sutarto menyebut food estate akan membantu ketahanan nasional. 

Baca Juga

"Nah Food Estate itu adalah upaya untuk menyiapkan lahan produktif baru," kata Sutarto dalam keterangannya yang diterima Republika pada Jumat (18/8/2023). 

Sutarto mengajak publik mencermati perubahan lahan pertanian yang menjelma menjadi pemukiman atau area bisnis. Kondisi ini menurutnya akan menimbulkan masalah pangan di masa depan. Sehingga kehadiran food estate diperlukan sebagai solusinya. 

"Coba lihat sekeliling kita. Kalau dulu, sejauh mata memandang sawah, sekarang kita toleh kiri kanan isinya gedung tinggi dan bangunan. Artinya apa, jelas ada penyusutan lahan produktif karena alih fungsi lahan pertanian. Terutama untuk pemukiman dan industri," ujar Sutarto. 

Sutarto juga mengingatkan food estate merupakan proyek jangka panjang. Sehingga dampak positifnya tak dilihat dalam waktu setahun atau dua tahun. Food estate bakal semakin bermanfaat seiring perkembangan teknologi pertanian. 

"Teknologi pertanian kita juga semakin maju. Saya yakin dengan perlakuan yang benar dan dukungan Iptek pakar-pakar pertanian yang mumpuni, food estate akan menjadi basis Ketahanan Pangan Nasional," ujar Direktur Eksekutif Indonesia Strategic Forum (ISF) itu. 

Oleh karena itu, Sutarto mengingatkan para elit tidak saling menegasikan kinerja satu sama lain, akan tetapi saling memberi solusi. Sutarto tak ingin kubu pemerintah terpecah dalam memandang food estate. Padahal ada ancaman krisis pangan yang mesti diselesaikan bersama. 

"Food Estate juga kita tahu ikhtiar untuk memaksimalkan produksi pangan alternatif juga dilakukan. Di tengah dunia yang tengah dilanda ancaman krisis pangan, saya kira ini sangat baik," ucap Sutarto. 

Sebelumnya, proyek food estate atau lumbung pangan yang dikerjakan pemerintahan Jokowi ini mendapatkan kritikan dari Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto. Hasto menyebut gagalnya proyek food estate merupakan bagian dari kejahatan lingkungan. Sebab program pertanian berskala besar itu didahului dengan penggundulan hutan. Diduga kritik food estate yang disampaikan Hasto untuk menyerang Prabowo Subianto. 

Program food estate digagas oleh Presiden Jokowi pada awal periode kedua kepemimpinannya. Proyek Strategis Nasional (PSN) itu tertera dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2020-2024.

Proyek sentra produksi pangan ini dilaksanakan di sejumlah provinsi seperti Sumatra Utara, Kalimantan Tengah, Nusa Tenggara Timur, dan Papua Selatan. Untuk menggarapnya, Jokowi memerintahkan sejumlah kementerian.

Kementerian Pertanian yang dipimpin politikus Partai Nasdem, Syahrul Yasin Limpo, ditugaskan sebagai leading sector proyek tersebut. Sedangkan Kementerian Pertahanan yang dikomandani oleh Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, menjadi back up dan fokus mengurus lahan singkong.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement