Ahad 20 Aug 2023 17:56 WIB

Apakah Perlu Mengkhawatirkan Varian Baru Covid-19?

Sejauh ini belum ada bukti bahwa BA.2.86 menyebar lebih cepat atau lebih serius

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
WHO dan CDC sedang melacak garis keturunan baru yang sangat bermutasi dari virus yang menyebabkan Covid-19.
Foto: www.freepik.com
WHO dan CDC sedang melacak garis keturunan baru yang sangat bermutasi dari virus yang menyebabkan Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) sedang melacak garis keturunan baru yang sangat bermutasi dari virus yang menyebabkan Covid-19. Sebanyak enam kasus di empat negara telah terdeteksi sejak akhir Juli.

Varian tersebut pertama kali terdeteksi di Israel, kemudian Denmark, dan terakhir dilaporkan di Amerika Serikat (AS). Kemunculan varian baru ini pun menimbulkan kekhawatiran para ilmuwan tentang potensi penyebarannya.

Baca Juga

Para ilmuwan mengawasi garis keturunan baru bernama BA.2.86 karena memiliki 36 mutasi yang membedakannya dari varian XBB.1.5 yang dominan saat ini. Sejauh ini belum ada bukti bahwa BA.2.86 menyebar lebih cepat atau menyebabkan penyakit yang lebih serius dari versi sebelumnya. CDC mengatakan, saran untuk melindungi diri dari Covid-19 masih tetap sama.

Apa yang baru tentang Covid-19?

Infeksi Covid-19 dan rawat inap telah meningkat di AS, Eropa, dan Asia. Lebih banyak kasus dalam beberapa bulan terakhir dikaitkan dengan subvarian EG.5 "Eris", keturunan dari garis Omicron yang awalnya muncul pada November 2021.

Selama beberapa hari terakhir, otoritas kesehatan masyarakat telah mendokumentasikan masing-masing satu kasus BA.2.86 di AS, Inggris, dan Israel, serta tiga kasus di Denmark.

Apa yang dikatakan para ilmuwan tentang BA.2.86?

Menurut Direktur medis mikrobiologi diagnostik di Methodist Hospital di Houston Dr. S. Wesley Long, BA.2.86 berasal dari "cabang sebelumnya" dari virus corona. Kondisi ini membuat varian itu berbeda dari varian yang ditargetkan oleh vaksin saat ini.

Long mengatakan, masih harus dilihat apakah BA.2.86 akan mampu mengalahkan jenis virus lain atau memiliki keuntungan dalam menghindari respons kekebalan dari infeksi atau vaksinasi sebelumnya. Namun banyak negara telah secara drastis mengurangi pengujian pasien dan upaya mereka untuk menganalisis genom virus yang menyebabkan kasus Covid-19 baru.

Dalam situasi itu, pakar genomik dan direktur Scripps Research Translational Institute di La Jolla California Dr. Eric Topol menyatakan, lintasan BA.2.86 tidak terlihat bagus saat ini mengingat kecepatan identifikasi kasus baru. Banyaknya mutasi membuat BA.2.86 sangat berbeda dalam strukturnya dibandingkan dengan varian sebelumnya. Pertanyaan utamanya adalah apakah BA.2.86 akan menjadi sangat menular.

Apakah varian baru membuat orang lebih sakit?

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement