Senin 21 Aug 2023 16:18 WIB

WFH Efektif Kurangi Paparan Polusi Udara? Ini Kata Dokter Paru

Kebijakan WFH dinilai hanya solusi pendek untuk mencegah paparan polusi udara.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Pegawai Pemprov DKI Jakarta pulang kerja di depan Balai Kota, Jakarta. Pemprov DKI menerapkan aturan WFH bagi separuh ASN. WFH dinilai sebagai solusi jangka pendek mencegah paparan polusi udara.
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Pegawai Pemprov DKI Jakarta pulang kerja di depan Balai Kota, Jakarta. Pemprov DKI menerapkan aturan WFH bagi separuh ASN. WFH dinilai sebagai solusi jangka pendek mencegah paparan polusi udara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter spesialis paru, Erlina Burhan, mengatakan kebijakan work from home atau bekerja dari rumah cukup mampu meminimalisasi paparan polusi udara. Namun demikian, menurut dia, kebijakan WFH hanyalah solusi pendek.

Erlina menekankan pentingnya solusi jangka panjang untuk mengatasi polusi udara di Jakarta dan kota-kota besar di Indonesia. Salah satu solusi jangka panjang yang dinilai efektif menurut Erlina di antaranya memperkuat regulasi hingga melakukan intervensi yang maksimal terhadap sumber polusi. 

Baca Juga

“Solusi jangka panjang juga termasuk edukasi ke masyarakat yang masif dan terus menerus. Misalnya tentang tindakan apa saja yang harus dihindari agar tidak menambah polusi udara, serta hal-hal harus dilakukan untuk meminimalisasi paparan polusi udara,” kata dr Erlina saat dihubungi Republika.co.id, Senin (21/8/2023).

Untuk meminimalisasi paparan polusi udara, dia mengimbau masyarakat menggunakan masker jika hendak bepergian ke luar rumah. Selain itu, dia juga mengimbau untuk meningkatkan ketahanan tubuh (imunitas) dengan cara mengonsumsi nutrisi yang seimbang, minum air putih yang cukup, konsumsi vitamin, tidur cukup, olahraga teratur, dan berhenti merokok maupun vape.