Rabu 23 Aug 2023 13:41 WIB

Sambangi Konservasi Orang Utan SSM, LDC Berikan Pujian

SSMS berkomitmen menjaga keanekaragaman hayati Indonesia.

SSMS melakukan prapelepasliaran orang utan di Pulau Salat.
Foto: republika/joko sadewo
SSMS melakukan prapelepasliaran orang utan di Pulau Salat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Wilmar International & Louis Dreyfus Company (LDC) kunjungi area konservasi Orangutan, kemitraan antara PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk. (SSMS) bersama Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF) di Desa Pilang, Pulang Pisau, Kalimantan Tengah.

Dalam siaran pers, Rabu (23/8/2023) disebutkan, kunjungan Wilmar dan LDC ini dalam rangka memastikan keberlanjutan bisnis SSMS yakni proyek recovery plan dan monitoring deforestasi di salah satu area proyek konservasi SSMS. Dalam kunjungan tersebut, perwakilan Wilmar International yakni Surya Purnama dan Sofian Areza serta perwakilan dari LDC yakni Harry Puguh dan Risto Laksono berkesempatan melihat berbagai fasilitas dan aktivitas yang ada di area konservasi orangutan, Pulau Salat.

Surya Purnama selaku Third Party Engagement Wilmar International memberikan apresiasi atas kepedulian SSMS terhadap penyelamatan Orangutan Kalimantan (Pongo Pygmaeus) yakni melalui program pre-release orangutan.

Menurut Surya, program ini menjadi salah satu bukti nyata bahwa perkebunan kelapa sawit juga berandil besar dalam menjaga dan melindungi spesies dilindungi, di habitat aslinya. Selain itu, program seperti ini menunjukkan bahwa industri sawit dapat berkembang seirama dengan upaya konservasi.

Lebih lanjut, Surya berharap, melalui program konservasi seperti yang dikembangkan SSMS, maka keanekaragaman hayati dan sumber daya alam di Indonesia akan terus terjaga.

Senada dengan Surya, Harry Puguh selaku Regional Palm Sustainability Manager LDC mengatakan suatu kehormatan dan keistimewaan untuk menyaksikan transformasi SSMS selama beberapa tahun terakhir ini.

Harry menambahkan bahwa komitmen SSMS untuk membangun recovery plan yang komprehensif di proyek Pulau Salat, dengan melibatkan masyarakat lokal dan petani kecil dalam rantai pasok, menjadi bukti kuat bagaimana SSMS berada di jalur yang tepat untuk menjadi aktor terkemuka di bidang keberlanjutan.

Disela-sela kunjungan tersebut, Henky Satrio, Group Head Sustainability SSMS menyambut baik kunjungan Wilmar International dan LDC ke salah satu dari empat area proyek remediasi dan kompensasi (RaCP) SSMS yang telah di approve oleh RSPO dan di implementasikan.

Selain itu, baik Wilmar International maupun LDC juga melakukan review terhadap rantai pasok SSMS dan mendapatkan penjelasan dan klarifikasi  mengenai grievance yang ditujukan pada perusahaan. Hal tersebut merupakan bagian dari proses kerjasama dimana SSMS sebagai pemasok untuk produk sawit berkelanjutan.

Menurut Henky, adanya kunjungan ini merupakan kesempatan yang baik untuk menunjukkan bahwa SSMS sebagai perkebunan kelapa sawit konsisten dan berkomitmen mewujudkan tata kelola yang baik dan senantiasa  menjalankan praktik-praktik  bisnis  yang berkelanjutan sesuai dengan kebijakan NDPE (No Deforestation, No Peat And No Exploitation) ditengah  gencarnya isu-isu negatif perkebunan kelapa sawit indonesia.

Dan komitmen ini  tercermin  dari  berbagai  standar  dan sertifikasi keberlanjutan yang telah dimiliki oleh SSMS, baik lokal maupun internasional, antara lain ISO 14001:2015 Sistem Manajemen Lingkungan, Penilaian Kinerja Pengelolaan Lingkungan (Proper), Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) dan Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement