Rabu 23 Aug 2023 19:04 WIB

Ada Grup WA Orang Tua-Perwakilan Kampus, Psikolog UGM Ungkap Awal Mulanya

Keberadaan grup WA orang tua dan pihak kampus menuai pro-kontra di masyarakat.

Rep: Shelbi Asrianti, Gumanti Awaliyah/ Red: Reiny Dwinanda
Logo Whatsapp. Grup WhatsApp beranggotakan orang tua dan perwakilan kampus menuai pro-kontra di masyarakat.
Foto: Unsplash
Logo Whatsapp. Grup WhatsApp beranggotakan orang tua dan perwakilan kampus menuai pro-kontra di masyarakat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM), Profesor Koentjoro, mengungkap awal mula hadirnya grup orang tua dan pihak kampus dipicu oleh pihak universitas yang melibatkan orang tua dalam kegiatan mahasiswa. Ide awalnya untuk menginformasikan soal kegiatan mahasiswa di luar perkuliahan beserta pembiayaannya.

Sebagai akibat dari itu, banyak orang tua mahasiswa membentuk grup di layanan perpesanan, yang di dalamnya juga tergabung pihak kampus. Jika hanya membahas soal itu, menurut Koentjoro, oke-oke saja.

Baca Juga

Orang tua pun terkadang merasa khawatir soal masa depan anak. Menurut Koentjoro, ada banyak kasus di mana mahasiswa tidak terbuka dengan orang tua. Semisal, kepada orang tua mengaku sudah akan ujian skrispi, padahal tidak pernah menghadiri perkuliahan.

Hal itu tentunya bakal membuat orang tua kecewa, terlebih yang sudah banting tulang membiayai anak. Dengan adanya grup WA, bisa mencegah kasus demikian, memberikan rasa aman dan tenang bagi orang tua sebab ada komunikasi yang terjalin.

Orang tua pun bisa bertanya perihal kebijakan kampus. Akan tetapi, menjadi salah jika kehadiran grup WA dipakai jadi media terus-menerus mengawasi mahasiswa, sebab seharusnya mahasiswa didorong untuk sudah bertanggung jawab atas dirinya sendiri.

"Soal perkuliahan, biar tetap jadi urusan mahasiswa. Yang penting, mahasiswa harus bisa mandiri," ucap Koentjoro.

Sementara itu, dosen Komunikasi Universitas Pembangunan Jaya (UPJ), Ratna Puspita, menilai, tidak ada urgensi untuk membentuk grup WhatsApp antara orang tua dan dosen. Menurut dia, mahasiswa seharusnya mampu mengurus semua urusan perkuliahan sendiri.

"Kalo dari sisi dosen, saya merasa tidak perlu ya. Mahasiswa harus udah ngurus semuanya sendiri dan enggak perlu juga kampus memediasi mahasiswa dan orang tuanya," kata Ratna saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (23/8/2023).

Biasanya, menurut Ratna, alasan grup WhatsApp itu dibentuk agar orang tua terinformasi soal kuliah anaknya, termasuk pembayaran uang kuliah. Dikhawatirkan, anak lupa atau yang paling buruk membohongi orang tuanya. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement