Kamis 24 Aug 2023 11:58 WIB

Nabi Muhammad SAW Cemas Saat Datang Awan Gelap dan Angin Topan

Nabi Muhammad SAW adalah manusia paling mulia.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Nabi Muhammad SAW Cemas Saat Datang Awan Gelap dan Angin Topan. Foto:   Ilustrasi kaligrafi Nabi Muhammad
Foto: Dok Republika
Nabi Muhammad SAW Cemas Saat Datang Awan Gelap dan Angin Topan. Foto: Ilustrasi kaligrafi Nabi Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Nabi Muhammad SAW adalah manusia paling mulia dan dijamin masuk surga. Ini seharusnya membuat baginda Nabi Muhammad SAW tenang. Akan tetapi, yang menjadi kekhawatiran atau cemas beliau adalah keselamatan umatnya. 

Dalam sebuah riwayat, Rasulullah SAW diceritakan akan nampak khawatir atau cemas saat awan gelap muncul dan angin kencang. Tentu yang membuatnya khawatir adalah keselamatan umatnya, Nabi Muhammad SAW khawatir umatnya mendapatkan azab dari Allah SWT.

Baca Juga

Aisyah Radhiyallahu 'anha bercerita, "Apabila datang awan gelap, angin topan dan sebagainya, wajah baginda Rasulullah SAW yang penuh nur (cahaya), akan terlihat pucat karena perasaan takut kepada Allah SWT. Beliau keluar masuk rumah dan terus-menerus membaca doa.

"Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu kebaikan angin ini, dan kebaikan yang ada di dalamnya (hujan dan lain-lain), serta kebaikan yang dikirim bersamanya. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan angin ini, dan keburukan yang ada di dalamnya, dan keburukan yang dikirim bersamanya."

Jika hujan mulai turun, wajah baginda Rasulullah SAW akan tampak ceria. Aku (Aisyah) bertanya, "Ya Rasulullah, semua orang gembira jika melihat gumpalan mendung karena pertanda akan turun hujan, tetapi mengapa engkau justru nampak cemas?"

Baginda Nabi Muhammad SAW menjawab, "Wahai 'Aisyah, aku khawatir di dalamnya ada azab, karena itulah aku merasa cemas. Kaum Aad telah diazab oleh Allah SWT dengan angin. Ketika melihat gumpalan mendung, mereka gembira. Mereka mengira akan turun hujan, tetapi ternyata yang turun adalah azab." (dari Kitab Durrul Mantsur)

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

فَلَمَّا رَاَوْهُ عَارِضًا مُّسْتَقْبِلَ اَوْدِيَتِهِمْ قَالُوْا هٰذَا عَارِضٌ مُّمْطِرُنَا ۗبَلْ هُوَ مَا اسْتَعْجَلْتُمْ بِهٖ ۗرِيْحٌ فِيْهَا عَذَابٌ اَلِيْمٌۙ

Maka, ketika melihat azab itu berupa awan yang menuju ke lembah-lembah mereka, mereka berkata, “Inilah awan yang akan menurunkan hujan kepada kita.” (Bukan,) tetapi itu azab yang kamu minta agar disegerakan kedatangannya, (yaitu) angin yang mengandung azab yang sangat pedih. (QS Al-Ahqaf Ayat 24)

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

تُدَمِّرُ كُلَّ شَيْءٍۢ بِاَمْرِ رَبِّهَا فَاَصْبَحُوْا لَا يُرٰىٓ اِلَّا مَسٰكِنُهُمْۗ  كَذٰلِكَ نَجْزِى الْقَوْمَ الْمُجْرِمِيْنَ

(Azab itu) menghancurkan segala sesuatu dengan perintah Tuhannya sehingga mereka (kaum Aad) menjadi tidak terlihat lagi, kecuali hanya (bekas-bekas) tempat tinggal mereka. Demikianlah Kami memberi balasan kepada kaum yang durhaka. (QS Al-Ahqaf Ayat 25)

Kitab Kisah-Kisah Sahabat yang ditulis Syaikhul Hadits Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahlawi diterbitkan Pustaka Ramadhan, menjelaskan, inilah perasaan takut kepada Allah Yang Maha Suci, yang dimiliki oleh seseorang, yang dikenal sebagai Sayyidul Awwalin wal Akhirin, yang diketahui dari sabda beliau sendiri.

Di dalam Alquran, Allah SWT memberikan jaminan tidak akan mengazab suatu kaum selagi baginda Nabi Muhammad SAW bersama mereka. Meskipun Allah SWT telah menjamin demikian, namun perasaan takut baginda Nabi Muhammad SAW kepada Rabbnya sedemikian rupa, sehingga ketika datang awan gelap atau angin topan, beliau teringat azab yang telah ditimpakan oleh Allah SWT kepada kaum-kaum terdahulu.

Sekarang, lihatlah diri kita yang selalu bergelimang dosa. Apabila kita melihat gempa dan berbagai azab lain, apa yang akan kita lakukan.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement