Jumat 25 Aug 2023 17:17 WIB

Kemarau Panjang, Kota Bandung Rencana Gelar Sholat Istisqa

Banyak konsumen PDAM yang mengeluhkan menurunnya kualitas air bersih. 

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Agus Yulianto
Para Aparatur Sipil Negara (ASN) dan masyarakat melakukan shalat Istisqa, di Lapangan Gasibu, Kota Bandung. (Ilustrasi)
Foto: Republika/Edi Yusuf
Para Aparatur Sipil Negara (ASN) dan masyarakat melakukan shalat Istisqa, di Lapangan Gasibu, Kota Bandung. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Musim kemarau yang berdampak pada kekeringan, semakin memburuk. Jika kondisi ini masih terus terjadi, Pemkot Bandung akan menggagas pelaksanaan sholat istisqa. 

"Sholat Istisqa sedang digagas, jadi itu yang akan kita upayakan. Sudah saya mintakan ke Kabagkesra," kata Pelaksana Harian (Plh) Wali Kota Bandung Ema Sumarna di Balai Kota Bandung, Jumat (25/8/2023). 

Baca Juga

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, 28 kecamatan yang tersebar di 11 kabupaten di Provinsi Jawa Barat mengalami kekeringan. Sejumlah wilayah juga dilaporkan telah mengalami krisis air bersih akibat berkurangnya cadangan air. 

 Ema menyebut, cadangan air khususnya yang dikelola PDAM Tirtawening Kota Bandung sudah semakin berkurang. Bahkan saat ini sudah banyak konsumen PDAM Kota Bandung yang mengeluhkan menurunnya kualitas air bersih. 

"Kalo aman secara umum idealnya mungkin tidak, karena sekarang sudah mulai banyak konsumen berteriak, karena kualitas air berkurang. karena apa? volume air untuk mengakomodasi semua kebutuhan pelanggan itu terbatas," jelas Ema. 

Dampak kekeringan sudah mulai terlihat di wilayah-wilayah tetangga Kota Bandung, salah satunya Kota Sukabumi. Seperti yang dirasakan oleh sebagian warga masyarakat Kecamatan Warudoyong tepatnya di RW 07 dan 10 Kelurahan Dayeuhluhur, Kecamatan Warudoyong, Kota Sukabumi.

Ketua Bidang Humas dan PSD Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Sukabumi, Isra Yanuar Giu mengatakan, upaya yang dilakukan adalah dengan melaksanakan operasi pelayanan distribusi air bersih. Hingga saat ini terang Isra, PMI telah mendistribusikan total sekitar 60 ribu liter air bersih yang tersebar di lima kecamatan, di antaranya Kecamatan Lembursitu, Cikole, Gunungpuyuh, Baros, dan Kecamatan Warudoyong.

"Warga yang merasakan krisis air bersih dan sulitnya ketersediaan air akibat dampak kekeringan dan kemarau panjang saat ini terus bertambah," ujar Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan, BPBD Kota Sukabumi, Zulkarnain Barhami.

"Terhadap kondisi itu sudah dilakukan pendistribusian air bersih oleh PMI Kota Sukabumi," katanya. 

Sementara itu, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengungkapkan, sebanyak 19.464 KK membutuhkan bantuan air bersih. Total 525.500 liter air bersih telah didistribuskan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kepada masyarakat di wilayah terdampak kekeringan.

Wilayah terdampak kekeringan antara lain Kabupaten Bogor, Bekasi, Sukabumi, Bandung Barat, Garut, Cirebon, Subang, Ciamis, Majalengka, Karawang dan Pangandaran. Kecamatan terbanyak yang mengalami kekeringan berada di Kabupaten Bogor, dengan total 13 kecamatan antara lain Kecamatan Jasinga, Citeureup, Babakan Madang, Jonggol, Rancabung, Ciseeng, Cibungbulang, Sukajaya, Cisarua, Leuwisadeng, Tanjungsari, Cariu dan Tenjo.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement