Ahad 27 Aug 2023 05:00 WIB

Keutamaan Ilmu dan Ulama

Tingginya derajat ilmu dan ulama itu lebih ditakuti setan daripada orang yang rajin ibadah namun bodoh. Itulah di antara keutamaan ilmu dan ulama.

Rep: Rumah Berkah/ Red: Partner
.
Foto: network /Rumah Berkah
.

Keutamaan Ilmu dan Ulama

Oleh Syahruddin El Fikri

Sahabat Rumah Berkah yang dirahmati Allah SWT.

Ilmu diajarkan oleh para guru atau ulama kepada kita semua. Ilmu yang kita dapatkan akan semakin bermanfaat dan barokah (keberkahan) bila kita selalu hormat dan taat kepada ulama (guru). Berikut ini adalah di antara keutamaan ilmu dan ulama, yang dikutip dari Kitab Lubabul Hadist karya dari Imam As-Suyuthi, dan juga dibahas dalam kitab Tanqihul Qaul karya Syaikh Nawawi Bin Umar, Al Jawi Al-Bantani.

Allah Ta’ala berfirman:

شهد الله انّه لااله الّاهو والملئكة واولو العلم. ال عمران: 18

“Allah menyatakan bahwasanya tidak ada tuhan melainkan Dia, yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu).”

Perhatikanlah, bagaimana Allah SWT memulai dengan diri-Nya, yang kedua dengan para malaikat, dan ketiganya dengan para ahli ilmu, hal ini karena suatu kemuliaan dan keutamaan.

Nabi SAW bersabda kepada Abdullah bin mas’ud ra.:

يا ابن مسعود, جلوسك ساعة فى مجلس العلم لاتمسّ قلما ولاتكتب حرف خيرلك من عتق الف رقبة ونظرك الى وجه العلم خيرلك منالف فرش تصدّقت بها فى سبيل الله, وسلامك على العلم خيرلك من عبدة الف سنت

“Wahai Ibnu Mas’ud, dudukmu satu jam di majelis ilmu engkau tidak menyentuh pena dan tidak menulis satu huruf saja, adalah lebih baik bagimu daripada memerdekakakan serbu budak. Dan memandangmu pada muka orang alim, adalah lebih baik bagimu daripada bersedekah seribu kuda di jalan Allah, dan salamu kepada orang alim adalah lebih baik dari pada beribadah seribu tahun.”

Maksudnya bahwa menuntut ilmu di majelis pengajian satu jam di waktu malam atau siang (walau tanpa membawa pulpen dan tidak mencatat apa yang diajarkan) adalah lebih baik pahalanya dari pada memerdekakan 1000 budak atau hamba sahaya atau wanita amah. Kemudian memandang wajah orang alim karena rasa cinta, adalah lebih baik daripada menyedekahkan 1000 kuda di jalan Allah untuk berjihad melawan orang-orang kafir dalam menegakkan agama Allah Ta’ala. Dan mengucapkan salam untuk orang alim, adalah lebih baik daripada beribadah 1000 tahun. Demikian sebagaiman di sebutkan oleh Al Hafidh Al Mundziri dalam Durratul Yatimah.

Disampaikan dari sahabat Umar bin Khattab RA, ia berkata: “Aku telah mendengar Rasulullah SAW bersabda:

من مشى الى حلقة عالم كان له بكلّ خطوة مائة حسنة, فاذا جلس عنده واستمع ما يقول كان له بكلّ كلمة حسنة 

“Siapa yang berjalan (pergi) ke tempat ilmu (majelis pengajian) orang alim, ia memperoleh pahala setiap satu langkah 100 kebaikan, apabila ia duduk di sisinya dan mendengarkan apa yang diajarkan, maka baginya berpahala dari setiap kalimat satu kebaikan.”

Demikian di sebutkan Imam An Nawawi dalam kitab Riyadlus Shalihin.

Nabi SAW bersabda:


فقيه واحد متورّع اشدّ على الشيطان من الف عابد مجتهد جاهل ورع

“Seorang yang alim lagi faqih adalah lebih berat bagi setan dari pada 1000 orang ahli ibadah yang tekun namun bodoh.”

Maksudnya bahwa seseorang yang alim dengan ilmu syari’ah (agama) yang wira’i dan dibebani meninggalkan segala yang diharamkan adalah lebih berat bagi setan untuk menggodanya dari pada 1000 orang yang ahli ibadah tetapi bodoh dan wira’i. Hal ini karena sewaktu setan itu membuka pintu hawa nafsu untuk manusia dan kelezatan syahwat di dalam hati mereka antara seorang Faqih yang arif (bijaksana), setan lebih berat menggodanya, lalu ia menutup pintu itu dan merasa menyesal dan rugi. Lain halnya seorang ahli ibadah yang bodoh, sekalipun dia sibuk beribadah namun dia selalu terikat dengan tali-tali setan sedangkan dia tidak tahu. Demikian faidah yang dikemukakan Al Azizi mengutip dari At Thibi. Dan dalam riwayat Turmudzi dan Ibnu Majah dari Ibnu Abbas: “Seseorang faqih lebih berat bagi setan dari pada 1000 orang ahli ibadah.

Nabi SAW bersabda:

فضل العالم على العابد كفضل القمر ليلة البدر على سائر الكواكب

“Keutamaan seorang alim atas ahli ibadah bagaikan keutamaan bulan di malam purbama atas seluruh bintang-bintang.”

Maksudnya seorang alim di atas adalah orang alim yang mengamalkan ilmunya, adalah lebih utama daripada ahli ibadah yang bodoh bagaikan keutamaan bulan di malam purnama atas bintang-bintang. Yang dimaksud keutamaan disini adalah keutamaan banyaknya pahala yang diberikan oleh Allah kepada hambanya di akhirat dari tingkatan surga dan kenikmatannya, makanannya, serta minumannya. Juga apa saja yang diberikan oleh Allah pada hamba-Nya dari kedudukan terdekatnya kepada Allah dan kelezatan memandang kepada-Nya serta mendengarkan pembicaraan-Nya. Hadist diriwayatkan oleh Abu Nu’aim dari Mu’adz bin Jabal ra.

Dalam satu riwayat Al Harits bin Abu Usamah dari Abu Sa’id Al Khudri ra. dari Nabi SAW:

فضل العالم على العابد كفضلى على امّتى

“Keutamaan seorang alim atas ahli ibadah bagaikan keutamaanku atas umatku.”

Dalam satu riwayat oleh Turmudzi dari Abu Umamah disebutkan; “Keutamaan seorang alim atas ahli ibadah bagaikan keutamaanku atas orang yang di bawahmu.”

Maksudnya bahwa kemuliaan seorang alim dibandingkan kemuliaan seorang ahli ibadah, adalah seperti kemuliaan Nabi SAW atas kemuliaan rang yang beradah dibawah Nabi yaitu para sahabat.


Al Ghazali berkata: “Perhatikanlah, bagaimana Nabi menjadikan ilmu sebagai standar derajat kenabian, dan bagaimana Beliau menurutkan derajat amal semata-mata dari ilmu. Dan jika seorang ahli ibadah itu ternyata tidak berilmu sekalipun ia benar-benar tekun beribadah maka ia tidak dianggab ibadahnya.”

Nabi SAW bersabda:

من انتقل يتعلّم علما غفرله قبل ان يخطو

“Siapa pergi menuntut ilmu maka dosanya diampuni sebelum ia melangkah.”

Maksudnya orang yang berpindah atau pergi baik jalan kaki atau naik kendaraan dari suatu tempat tinggalnya ke tempat yang lain untuk menuntut ilmu dari ilmu-ilmu syari’at, maka dosa-dosa kecilnya yang sudah lalu diampuni sebelum ia melangkahkan kakinya dari tempat tinggalnya, jika bertujuan untuk mencari keridlaan Allah Ta’ala. Hadist tersebut diriwataykan oleh As-Syairazi dari A’isyah ra.

Demikian sahabat Rumah Berkah, keutamaan ilmu dan ulama (guru) yang memberikan ilmunya kepada kita.

Bagi sahabat yang ingin mendapatkan informasi lainnya, silakan mengklik link di bawah ini, atau langsung ke www.rumahberkah.republika.co.id

Baca Juga:

1. *Kisah Pernikahan Nabi Adam dan Hawa*

https://rumahberkah.republika.co.id/posts/233437/kisah-pernikahan-awal-nabi-adam-dan-siti-hawa

2. *Cincin dari Besi Boleh Dijadikan Maskawin*

https://rumahberkah.republika.co.id/posts/233442/mahar-pernikahan-boleh-berupa-cincin-dari-besi

3. Begini Syarat dan Rukun Nikah

https://rumahberkah.republika.co.id/posts/233445/begini-syarat-dan-rukun-nikah

4. *Kriteria Calon Pasangan yang Layak Dinikahi*

https://rumahberkah.republika.co.id/posts/233448/beginilah-kriteria-calon-pasangan-yang-layak-dinikahi

5. *Pahami Tujuan Nikah Agar Tidak Berakhir Pahit*

https://rumahberkah.republika.co.id/posts/233449/kenapa-pernikahan-berakhir-pahit-pahami-tujuan-pernikahan

Semoga bermanfaat.

Artikel lainnya dapat diklik pada berikut ini:

www.republika.co.id

www.bukurepublika.id

www.rumaberkah.republika.co.id

Salam

sumber : https://rumahberkah.republika.co.id/posts/233969/keutamaan-ilmu-dan-ulama
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement