REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Dikisahkan, suatu ketika terjadi gerhana matahari pada zaman baginda Nabi Muhammad SAW. Para shahabat Rasulullah SAW ingin mengetahui dan memperhatikan apa yang akan dilakukan oleh Nabi SAW ketika terjadi gerhana matahari.
Mereka yang sedang sibuk bekerja segera lari meninggalkan pekerjaannya. Bahkan, anak-anak yang sedang berlatih memanah, juga ikut berlarian meninggalkan latihan mereka untuk mengetahui apa yang dilakukan oleh Baginda Nabi Nabi Muhammad SAW.
Nabi Muhammad SAW mendirikan dua rakaat, sholat kusuf atau sholat gerhana yang sangat panjang, sehingga sebagian orang yang mengikutinya terjatuh pingsan. Dalam sholat itu, baginda Nabi Muhammad SAW menangis dan berdoa, "Ya Rabb, bukankah Engkau telah berjanji bahwa Engkau tidak akan menyiksa mereka selagi aku masih bersama mereka, dan Engkau juga berjanji tidak akan mengazab mereka selama mereka beristighfar."
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
وَمَا كَانَ اللّٰهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَاَنْتَ فِيْهِمْۚ وَمَا كَانَ اللّٰهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُوْنَ
Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka selama engkau (Nabi Muhammad) berada di antara mereka dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka selama mereka memohon ampunan. (Quran Surat Al-Anfal Ayat 33)
Kemudian baginda Nabi Muhammad SAW memberi nasihat kepada orang-orang, "Jika terjadi gerhana matahari atau bulan, segeralah sholat dengan perasaan takut. Seandainya kalian mengetahui keadaan hari akhirat seperti yang aku lihat, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis. Jika terjadi lagi peristiwa seperti ini, dirikanlah sholat, berdoa, dan bersedekahlah."
Begitulah nasihat Rasulullah SAW saat terjadi gerhana matahari. Seandainya manusia mengetahui gambaran dahsyatnya kiamat, maka manusia akan sedikit tertawa dan banyak menangis.
Sumber:
Dilansir dari Kitab Kisah-Kisah Sahabat yang ditulis Syaikhul Hadits Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahlawi diterbitkan Pustaka Ramadhan.