Kamis 31 Aug 2023 16:51 WIB

Puluhan Masjid Peninggalan Ottoman di Siprus-Yunani Berusaha Dibakar

Selama 452 tahun Kekuasaan Ottoman di Siprus, tidak ada serangan terhadap gereja. Dalam 10 tahun terakhir terjadi puluhan serangan terhadap masjid di wilayah Siprus Yunani.

Rep: Muhammad Subarkah/ Red: Partner
.
Foto: network /Muhammad Subarkah
.

Sikap anti imigran Muslim terpambang pada grafiti yang ada di depan masjid peninggalan Ottoman di Yunani.
Sikap anti imigran Muslim terpambang pada grafiti yang ada di depan masjid peninggalan Ottoman di Yunani.

Oleh: Teguh Setiawan, mantan jurnalis Republika.

Selama 452 tahun Kekuasaan Ottoman di Siprus, tidak ada serangan terhadap gereja. Dalam 10 tahun terakhir terjadi puluhan serangan terhadap masjid di wilayah Siprus Yunani.

Jadi kini serangan terhadap sejumlah masjid di selatan Siprus, wilayah yang dikelola Yunani, meningkat tajam dalam beberapa tahun terakhir, demikian laporan Republik Turki Siprus Utara (TRNC).

Ibrahim Benter, manajer umum Badan Yayasan Siprus (EVKAV), mengevaluasi serangan baru-batu ini terhadap masjid-masjid di pulau itu.

"Serangan meningkat dalam beberapa tahun terakhir dan menimbulkan bahaya," kata Benter. "Serangan terakhir terjadi Sabtu pekan lalu, dan mungkin yang paling serius karena penyerang berusaha membakar masjid."

Tragedi dapat dihindari karena masjid saat itu kosong. Benter meminta pihak berwenang mengambil tindakan terhadap penyerang, dan melindungi artefak Islam Turki di kota-kota yang dikelola Yunani.

Ada banyak gereja di TRNC, dan dalam 452 tahun sejak penaklukan Ottoman atas Siprus tidak pernah terjadi serangan terhadap gereja-gereja itu.


Toleransi Siprus-Yunani

Mengacu pada banyaknya serangan terhadap masjid dan monumen bersejarah di wilayah Siprus Yunani, Benter mengakan; "Kami belum diberi tahu mengenai penangkapan atau hukuman terhadap penyerang."

Yunani, masih menurut Benter, sepertinya menoleransi serangan itu. Toleransi itu mendorong penyerang karena tidak ada risiko dengan menyerang tempat ibadah agama lain.

"Jika penyerang tahu mereka akan dihukum berat, tidak akan ada serangan terhadap masjid," kata Benter. "Menyerang tempat ibadah dan monumen bersejarah adalah kejahatan. Sering penyerangan diikuti upaya pembakaran yang menimbulkan bahaya besar bagi masyarakat sekitar."

20 Serangan Dalam Satu Dekade

Catatan EVKAF dan Kementerian Luar Negeri TRNC menyebutkan lebih 20 serangan terhadap masjid terjadi dalam sepuluh tahun terakhir. Artinya, rata-rata dua sarangan setiap satu tahun.

Rincinya, antara 2012-2023 terjadi lima serangan -- termasuk pembakaran Masjid Koprulu Haci Ibrahim Aga di Limasol. Sabtu lalu, sebuah masjid dilempari bom molotov.

TRNC dan Turkiye mengutuk upaya pembakaran itu. Ankara menyebutnya sebagai contoh terbaru peningkatan Islamofobia di sekujur Eropa.

Ada dua serangan dan upaya pembakaran satu masjid di Desa Denya, wilayah Siprus Yunani dalam sepuluh tahun terakhir. Masjid Denya diserang tahun 2013 ketika sedang direovasi dengan dana Program Pembangunan PBB. Masjid yang sama juga diserang tahun 2016 dengan tiga bom molotov.

Tidak hanya masjid, batu nisan dihancurkan dan pemakaman Ottoman/Turkiye di Larnaca dijadikan tempat pembuangan sampah.

Tahun 2020 bom molotov dilempar ke Masjid Tuzla di Larnaca. Ada pula yang menggantungkan bendera Bizantium di dinding masjid, dengan tulisan slogan anti-Islam.

Tahun 2021, Masjid Agung Larnaca juga berupaya dibakar. Ada slogan anti-Islam di dinding masjid yang terletak di Desa Yalova itu.


Krisis Siprus

Siprus terperosok ke dalam perselisihan selama puluhan tahun antara Siprus Yunani dan Siprus Turkiye. Ada berbagai upaya diplomatik yang dilakukan PBB untuk mencapai penyelesaian komprehensif, tapi selalu gagal.

Kini, serangan terhadap masjid memperburuk ketegangan dan mengganggu itikad baik untuk melanjutkan perundingan damai.

Sejak intervensi militer Turkiye tahun 1974, untuk melindungi Siprus Turki dari penganiayaan dan kekerasan Siprus Yunani dan berujung pada pendirian TRNC, kedua pihak sepakat saling berdebat mengenai solusi krisis.

Saat ini Turkiye mendukung sistem yang memungkinkan kedaulatan setara antara kedua negara. Yunani menginginkan solusi federal berdasarkan hegemoni Yunani.

Siprus Yunani masuk Uni Eropa tahun 2004. Tahun yang sama Siprus Yunani menggagalkan Rencana Annan untuk mengakhiri perselisihan sekian lama.

TRNC masih menghadapi embargo internasional di beberapa wilayah yang mengizinkan akses komunikasi internasional, layanan pos, dan transportasi hanya melalui Turkiye.

sumber : https://algebra.republika.co.id/posts/234720/puluhan-masjid-peninggalan-ottoman-di-siprus-yunani-berusaha-dibakar
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement