Kamis 31 Aug 2023 17:41 WIB

Ancang-Ancang Pertamina Hapus Pertalite Tahun Depan

Nantinya, Pertalite akan digantikan dengan Pertamax Green 92.

Petugas melayani pengisian BBM jenis Pertalite di Jakarta, Sabtu (3/9/2022). Pertamina berencana menghapus BBM Pertalite pada 2024.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Petugas melayani pengisian BBM jenis Pertalite di Jakarta, Sabtu (3/9/2022). Pertamina berencana menghapus BBM Pertalite pada 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Deddy Darmawan Nasution

PT Pertamina (Persero) pekan ini mengungkapkan rencana menghapus BBM Pertalite bersubsidi mulai tahun depan. Ke depannya, Pertalite akan digantikan dengan Pertamax Green 92 dengan harga yang tetap mendapatkan subsidi dari pemerintah. 

Baca Juga

Rencana itu diungkapkan oleh Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VII DPR, di Jakarta, Rabu (30/8/2023). Nicke menjelaskan, rencana penghapusan itu merupakan bagian dari program Langit Biru untuk menurunkan emisi gas rumah kaca.

Pada program Langit Biru Tahap 1, Pertamina telah menaikkan produk BBM subsidi dari BBM RON 88 Premium menjadi RON 90 Pertalite. Pada 2024, program Langit Biru dilanjutkan dengan menaikkan RON 90 ke RON 92 (Pertamax).

"Karena KLHK menyatakan oktan number yang boleh dijual di Indonesia minimum 91,” kata Nicke dalam rapat tersebut. 

Namun, Nicke menjelaskan, Pertamina sekaligus akan mengubah Pertamax menjadi Pertamax Green 92. Meski dengan nilai oktan yang sama, produk yang akan diluncurkan itu lebih rendah emisi karena dicampur dengan bioetanol dari molases tebu. Pertamax Green 92 itu dibuat dengan pencampuran antara BB RON Pertalite etanol tujuh persen atau E7. 

“Jadi, mohon dukungannya, kami akan keluarkan lagi yang kita sebut sebagai Pertamax Green 92. Sebetulnya ini Pertalite kita campur dengan etanol sehingga naik oktannya,” kata dia. 

Dengan demikian, Nicke menuturkan, pada 2024 Pertamina hanya akan memiliki tiga produk gasoline. Yakni Pertamax Green 92, Pertamax Green 95 yang juga baru diluncurkan serta Pertamax Turbo dengan RON 98. Ihwal harga Pertamax Green 92, Nicke belum memberi penjelasan dalam rapat itu.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, belum mengiyakan apakah rencana Pertamina itu akan direalisasikan tahun depan karena masih dalam pengkajian. Namun, ia mengatakan, Pertamina memang terus mencari jenis BBM yang lebih ramah lingkungan.

“Ini kan begini, mau mencari jenis BBM yang ramah lingkungan, kalau oktan number makin tinggi, makin bagus bisa kurangi Nox dan Sox (emisi udara), ini masih dikaji,” kata Arifin di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (31/8/20230. 

Terlebih lagi, Arifin menuturkan, akan lebih baik bila bahan bakunya menggunakan campuran bahan bakar terbarukan seperti etanol untuk pembuatan Pertamax Green 92. Campuran etanol yang kini mulai diproduksi di Indonesia sekaligus akan mengurangi ketergantungan impor minyak mentah nasional. 

Direktur Celios, Bhima Yudhistira, menilai, kebijakan penanganan polusi udara saat ini terlihat saling bertabrakan. Di satu sisi ingin menggeser penggunaan kendaraan konvensional ke tenaga listrik. Di sisi yang lain, ingin mendorong BBM oktan tinggi yang notabene akan membuat masyarakat tetap nyaman dengan kendaraan BBM. 

“Penghapusan BBM Pertalite dan Pertamax subsidi justru akan membuat masyarakat makin tertarik membeli kendaraan BBM,” kata Bhima. 

Adapun, implikasi lainnya alokasi anggaran subsidi BBM berisiko melebar tahun depan dengan adanya skema baru ini. Ia menilai, seharusnya rencana itu dirapatkan dahulu dan dikaji secara mendalam. 

“Kalau tujuannya menekan polusi udara, berbagai negara yang sukses tekan polusi udara menitikberatkan pada transportasi publik. Seharusnya pemerintah kompak buat gratiskan selama tiga bulan seluruh moda transportasi publik di Jabodetabek,” ujarnya. 

Kemudian secara paralel, armada pengumpan atau feeder ke pemukiman padat penduduk ditambah, sehingga menjadi jawaban atas masalah transportasi di Indonesia. 

“Sambil jalan, program pensiun PLTU batubara yang mengepung Jakarta harus dimulai tahu ini, yang sudah tua usianya, teknologinya sudah usang, ya ditutup. Toh kita sedang oversupply listrik di Jawa-Bali,” ujarnya. 

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement