Kamis 31 Aug 2023 20:20 WIB

Meski Harga Naik, Pasokan Beras di Bantul Dipastikan Masih Aman

Rata-rata harga beras premium yakni Rp 12.285 per kg.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Yusuf Assidiq
Pekerja melakukan bongkar muat karung berisi beras di gudang beras (ilustrasi)
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Pekerja melakukan bongkar muat karung berisi beras di gudang beras (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian, dan Perdagangan (DKUKMPP) Kabupaten Bantul memastikan stok beras masih aman, meski terjadi kenaikan harga selama sepekan terakhir ini.

Kepala DKUKMPP Bantul, Agus Sulistiyana menjelaskan, salah satu penyebab naiknya harga beras karena prediksi el Nino yang lebih panjang dan mempengaruhi masa panen raya. Akan tetapi, stok beras untuk Bantul saat ini masih aman.

"Untuk stok saat ini masih aman. Di Bulog belum dikeluarkan, sehingga nanti kalau itu dikeluarkan mungkin akan stabil," ujar Agus kepada awak media, Kamis (31/8/2023).

Saat ini harga beras perlahan merangkak setiap pekannya. Apabila kenaikannya mengalami peningkatan secara signifikan, maka pihaknya akan membuat laporan lebih lanjut untuk pemerintah pusat dan juga pemerintah provinsi.

"Ini yang akan menentukan apakah perlu diadakan operasi pasar," ujarnya.

Sub Koordinator Kelompok Substansi Pengendalian Barang Pokok dan Penting, Dinas Koperasi UKM Perindustrian dan Perdagangan (DKUKMPP) Bantul, Zuhriyatun Nur Handayani menambahkan, kenaikan harga beras sebenarnya telah dimulai sejak awal tahun, yang kemudian perlahan kembali stabil.

Harga beras kembali perlahan naik pada awal Agustus. Ini berdasarkan pantauan di lima pasar sebagai barometer untuk mengukur fluktuasi harga, antara lain di Pasar Bantul, Pasar Niten, Pasar Imogiri, Pasar Piyungan, dan Pasar Pijenan.

"Pada Agustus harga beras mulai naik sedikit demi sedikit, per pekan ada kenaikan," kata Zuhriyatun.

Berdasarkan pantauan terakhir pada akhir pekan lalu, rata-rata harga beras premium yakni Rp 12.285 per kg, sedangkan beras medium Rp 11.585 per kg. Harga beras medium sudah sedikit melebihi harga eceran tertinggi (HET) yang Rp 10.900 per kg.

Menurut Zuhriyatun, penyebabnya tidak hanya karena kekeringan akibat El Nino yang mempengaruhi produksi beras. Beberapa penyebab lain adalah biaya produksi seperti upah pekerja tanam hingga panen, juga pupuk yang tidak semuanya disubsidi.

Namun ia memastikan bahwa ketersediaan stok beras di pasar masih cukup. "Seandainya nanti memang diperlukan masyarakat untuk operasi pasar, kita siap menggandeng Bulog untuk mendistribusikan beras melalui program stabilisasi pasokan dan harga pangan untuk masyarakat," kata dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement